Daerah

PMII Bertugas Cegah Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

Sab, 17 November 2018 | 01:00 WIB

Ciamis, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, Jawa Barat mengadakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) I se-Priangan Timur dan dialog publik. Acara berlamngsung di gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ciamis, Jumat (16/11). 

PKD ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan Komisariat Unigal. Dan sebelumnya, kegiatan PKD biasa dilaksananakan oleh Pengurus Cabang Ciamis PMII Ciamis. 

Ketua PMII Cabang, Ropik Muhsin merasa bangga karena baru pertama kali ini dalam sejarah PMII Ciamis diadakan PKD oleh satu dari empat komisariat. “Yaitu komisariat Universitas Galuh setelah sebelumnya biasa diadakan kepengurusan cabang, katanya. 

Sesuai dengan tema, arus informasi tidak terkontrol. “Dan jika tidak dikontrol dengan kesadaran, maka kader PMII akan terjerumus,” ungkapnya. 

Kegiatan merupakan program Pengurus Besar (PB) PMII dalam bidang kaderisasi formal. Karena kaderisasi sangat penting dalam membentuk militansi kader.

Untung Bahtiar, Mabinkom Universitas Galuh mengingatkan kaderisasi formal akan membangkitkan militansi. “Di PKD kader diajak tumbuh menjadi kader serius dan sungguh-sungguhan,” jelasnya. 

Posisi PMII sangat strategis karena harus menjaga pemahaman keagamaan ala nahdliyin. “Dan pada saat yang sama harus melawan radikalisme yang celakanya sudah merembes dalam tubuh mahasiswa,” katanya. 

Ketua Komisariat Unigal, Asep Saepul Muharam mengemukakan kegiatan diselenggarakan sebagai bentuk perwujudan dari tanggungjawab organisasi PMII. “PKD ini bisa terus meningkatkan pola pikir dan pola gerakan bagi kader,” urainya.

Peserta PKD mencapai puluhan yang merupakan mahasiswa se-Priangan Timur. “Empat dari peserta merupakan delegasi dari Kota Bandung,” ungkap Ade Isni, ketua panitia. 

Oyat Nurayat, Ketua Ika PMII Ciamis sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Zaman saya dulu, itu Gusdur yang ngasih materi. Itu dulu waktu saya PKL di UIN Syarif hidayatullah Jakarta,” kenangnya. (Siti Aisyah/Ibnu Nawawi)