Daerah

PMII Cilegon Ajak Warga Tolak Hoaks dan Radikalisme

NU Online  ·  Jumat, 15 Februari 2019 | 08:00 WIB

Cilegon, NU Online
Puluhan anggota, kader dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Cilegon melakukan deklarasi antiradikalisme dan antihoaks di Aula DPRD Kota Cilegon, di Grogol Kota Cilegon, Banten, Kamis (14/2). Upaya itu dilakukan PMII dalam rangka menjaga Indonesia dari ancaman Radikalisme dan Hoax yang terus menyerang. 

Ketua Cabang PMII Kota Cilegon, Mahmudin mengatakan radikalisme yang disoroti PMII adalah radikalisme yang menyebar di kampus kampus.  Sementara hoaks yang dimaksud adalah hoaks menjelang Pemilihan Umum tahun 2019. 

"Ada empat poin yang disepakati dalam deklarasi tersebut. Deklarasi ini dilakukan dengan memperhatikan perkembangan kehidupan kampus dan kondisi masyarakat akhir-akhir ini, PMII sebagai organisasi kemahasiswaaan terpanggil melakukan kerja-kerja kongkret secara khusus menjadi benteng radikalisme di lingkungan kampus dan menangkal berita hoaks di tengah masyarakat," kata Mahmudin kepada NU Online. 

Isi atau poin pada deklarasi itu kata Mahmudin, pertama PMII berpegang teguh pada Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan semangat Bhineka Tunggal Ika.

"Saat ini sudah banyak yang berupaya membenturkan ideologi-ideologi bangsa dengan ideologi yang belum jelas arahnya ke mana. Parahnya, lanjut Mahmudin, ideologi tersebut dibalut oleh agama. 

Kedua, PMII bertekad mempersiapkan dan membentuk generasi muda yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, dengan menjunjung tinggi kemajemukan, kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa yang berwawasan Nusantara.

Ketiga, PMII mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme, terorisme, dan kasus-kasus intoleransi demi menjaga Keutuhan NKRI.

Terakhir, lanjut Mahmudin, PMII menghimbau kepada seluruh warga Kota Cilegon agar bersama-sama berperan aktif menangkal penyebaran berita hoaks termasuk kegiatan money politics dan politisasi atas nama agama yang belakangan mulai meresahkan warga Cilegon. 

Sementara itu, aktivis muda Nahdlatul Ulama yang juga Ketua Umum PB PMII 2008-2010, Rodli Khaelani, mengatakan deklarasi antiradikalisme dan hoaks penting dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Menurutnya atas komitmen dari kalangan terpelajar seperti mahasiswa perkembangan paham radikal dapat diminimalisir bahkan dapat ditangkal.

"Ini merupakan bentuk komitmen kader-kader muda intelektual Nahdlatul Ulama untuk mendukung pemerintah mencegah bahaya radikalisme dan hoaks terutama menjelang Pemilihan Umum 17 April mendatang," ucapnya (Abdul Rahman Ahdori/Kendi Setiawan)