Daerah

Puskesmas di Kabupaten Blitar Terima Bantuan APD dari ISNU

Kam, 7 Mei 2020 | 10:00 WIB

Puskesmas di Kabupaten Blitar Terima Bantuan APD dari ISNU

Imam Kusnin Ahmad menyerahkan bantuan dari PC ISNU Kabupaten Blitar ke Puskesmas Udanawu. (Foto: NU Online/istimewa)

Blitar, NU Online
Tim Gugus Tugas NU Kabupaten Blitar, Jawa Timur menyerahkan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dan sabun cair pecuci tangan kepada Puskesmas Udanawu, Kamis (7/5). 
 
Penyerahan secara simbolis disampaikan Ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Blitar, H Imam Kusnin Ahmad. Sedangkan barang diserah terimakan kepada Kepala Tata Usaha Puskesmas setempat, Kristining di Desa Karanggondang. 
 
"Terima kasih atas bantuannya. Semoga bermanfaat bagi kami para petugas kesehatan untuk dipakai saat bekerja melayani kesehatan," kata Kristining.                                
Sementara itu H Imam Kusnin Ahmad menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19, penggunaan APD sangatlah diperlukan. Hal tersebut penting mengingat dapat mencegah penularan Covid-19. Terutama bagi para tenaga kesehatan yang setiap harinya harus berhadapan langsung dengan para pasien yang terinfeksi Covid-19.
 
“Pada situasi pandemi Covid-19 ini APD sangat diperlukan. Kebutuhannya sangat tinggi sementara ketersediaan barang sangat terbatas. Pada masa seperti ini APD tidak hanya dibutuhkan oleh dokter, tetapi juga pasien dan masyarakat,” kata pria yang juga sebagai Kasat Corps  Provost Banser Nasional tersebut.
 
Mantan Kasatkorwil Banser Jatim itu menjelaskan bahwa penggunaan APD yang tepat guna bakal mampu mencegah transmisi SARS-CoV-2. Yaitu virus yang dapat menyebabkan Covid-19.
 
“Selain itu, penggunaan APD yang tepat guna juga diharapkan dapat membantu tetap terjaganya ketersediaan APD selama pandemi. Untuk itu para petugas kesehatan perlu bantuan kita bersama karena keterbatasan dana yang tersedia,” katanya.
 
Dalam pandangannya, penggunaan APD yang tepat juga akan mampu bertindak sebagai penghalang antara bahan infeksius seperti virus dan bakteri pada mulut, hidung, atau selaput lendir di mata. 
 
“APD juga berfungsi sebagai pengalang untuk penularan kontaminan seperti darah, cairan tubuh, atau sekresi pernapasan,” urainya.
 
Dari penjelasan para praktisi kesehatan, dalam menggunakan APD harus disertai dengan praktik pengendalian infeksi lainnya oleh petugas kesehatan atau dokter maupun perawat. Seperti mencuci tangan, etika ketika batuk atau bersin, serta pemindahan atau pembuangan APD yang telah digunakan atau terkontaminasi. Hal itu dilakukan untuk mencegah terpaparnya pemakai atau orang lain dengan barang infeksius.
 
Prinsip yang harus dipenuhi dalam pemilihan APD yaitu dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi seperti percikan, kontak langsung maupun tidak langsung. 
 
“APD juga harus nyaman digunakan dan dapat dipakai secara fleksibel, tidak menimbukan bahaya tambahan, tidak mudah rusak, memenuhi ketentuan standar pemeliharaan, dan tidak membatasi gerakan tenaga kesehatan,” ungkapnya.
 
Sebelumnya tim juga melakukan bakti sosial dengan badan otonom NU seperti Ansor, Banser. Yang dilakukan di antaranya melakukan penyemprotan rumah warga dan tempat ibadah, membagikan sembako, masker dan lainnya. 
 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR