Daerah

PWNU DKI Tegaskan Keselamatan Lebih Utama daripada Takbir Keliling

Sen, 19 Juli 2021 | 02:30 WIB

PWNU DKI Tegaskan Keselamatan Lebih Utama daripada Takbir Keliling

PWNU DKI. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, KH Syamsul Ma'arif, menuturkan bahwa dalam perspektif keagamaan hal-hal yang bersifat sunnah jangan sampai mengalahkan sesuatu yang sifatnya wajib. Tradisi takbiran jelang Hari Raya Idul Adha adalah kesunnahan, sedangkan menjaga keselamatan diri merupakan kewajiban. Maka, pada kondisi kritis pandemi kini yang patut didahulukan adalah menjaga keselamatan untuk kemaslahatan bersama.


"Jadi, dalam kondisi seperti ini takbiran keliling itu akan berdampak negatif, apalagi sekarang sedang PPKM. Itu semata-mata untuk kesehatan kita semua, lagi pula takbiran bisa dilakukan di rumah masing-masing," kata Kiai Syamsul kepada NU Online belum lama ini.


Imbauan peniadaan takbiran keliling, kata dia, disampaikan juga kepada setiap jajaran pengurus cabang hingga ranting NU untuk disosialisasikan kembali kepada masyarakat, khususnya warga Nahdliyin di sekitar DKI Jakarta.


"Kita harus menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah, selanjutnya menjaga kesehatan karena itu lebih utama," jelasnya.


Lebih lanjut, ia mengajak agar semua pengurus NU menjadi teladan baik bagi masyarakat dalam penanganan wabah Covid-19 ini. Baik itu ikhtiar lahiriyah, seperti menjalankan selalu protokol kesehatan dan mendukung proses vaksinasi maupun ikhtiar bathinyah dengan cara memperbanyak berdoa.


"Tapi berdoanya di rumah masing-masing agar tidak menimbulkan kerumunan," tegasnya


"Jadikanlah hati kalian menjadi masjid sebagai tempat berdoa," sambungnya.


Sementara itu, ia menegaskan, apabila ada warga Nahdliyin yang melanggar maka pihaknya berkemungkinan hanya menegur saja. Adapun kebijakan lain di luar itu diserahkan kepada pihak yang berwenang dalam menanganinya. 


"Kita hanya mengingatkan saja. Saya juga tidak boleh meminta banser untuk menindak karena itu kewenangan aparat hukum," ujarnya. 


Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pemantauan untuk menghindari terjadinya pelanggaran. "Nah, kalau pun dihukum itu bukan karena takbirannya, tapi karena melanggar PPKM," tambahnya. 


Kemudian, ia berharap, menjelang Hari Raya Idul Adha yang semakin dekat kiranya masyarakat dapat memaknainya dengan keluasan hati dan kejernihan pikiran. Sebab, hakikat dari Idul Adha sendiri adalah bertambahnya ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT. 


"Tentunya saya harap semuanya taat peraturan dengan melaksanakan shalat di rumah masing-masing," harap kiai Syamsul. 


Kontributor: Syifa Arrahmah 

Editor: Fathoni Ahmad