Daerah

Radikalisme Musuh Bersama, Anak Muda Harus Waspada 

Sen, 12 Agustus 2019 | 09:00 WIB

Radikalisme Musuh Bersama, Anak Muda Harus Waspada 

Seminar radikalisasi, PMII Jepara, Jateng

Jepara, NU Online 
Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Inonesia (PMII) Cabang Jepara periode 2019 – 2020 resmi dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII yang berlangsung di Aula Perpustakaan Unisnu Jepara, Sabtu (10/8) siang. 
 
Pelantikan juga diisi Dialog Interaktif bertajuk Save Youth From Radicalization yang menghadirkan 2 narasumber Ketua MUI Jepara H Masyhudi dan Kasat Intelkam Polres Jepara Adi Purnomo serta Rektor Unisnu Jepara H Sa’dullah Assa’idi yang didaulat menyampaikan keynote speaker. 
 
Masyhudi dalam paparannya menyampaikan bahwa radikalisme adalah musuh bersama. Kepada mahasiswa ia menyebut anak muda adalah sasaran gerakan radikal karena mereka tergolong masih labil. 
 
“37% radikalisme dilakukan oleh teman muda karena pola hidup mereka masih labil,” katanya yang juga pengasuh Pesantren Ummul Qura Pecangaan Jepara ini.
 
Selain dilakukan oleh anak muda sebenarnya munculnya radikalisme dan terorisme lanjutnya, karena kesenjangan (gap) kaya dan miskin, faktor politik, budaya dan pendidikan. 
 
“Adapun faktor ekonomi menjadi dominan,” lanjutnya. 
 
Untuk itu terang akademisi UIN Wali Songo itu perlunya menebarkan dakwah yang santun. Di samping itu juga generasi jmuda harus membekali dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni. 
 
Hal lain ditambahkan Kasat Intelkam Polres Jepara, Adi Purnomo. Menurutnya, untuk meminimalisir radikalisme melalui berbagai tahapan. Dari tahapan pemetaan, pembinaan penyuluhan di sekolah maupun kampus, juga cyber, patroli dunia maya jika pihaknya menemukan hal-hal yang mengarah ke radikalisme maka pihaknya berupaya melakukan gerakan untuk meminimalisir hal tersebut. 
 
"Perlu kerjasama dengan pemerintah, ulama dan stake holder yang lain," ujarnya. 
 
Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara, H Sa’dullah Assa’idi mengungkapkan, dengan pembudayaan agama seperti kegiatan maulid, diba’, manaqib, dan tradisi aswaja NU yang lain merupakan alat yang cukup ampuh untuk memfilter arus radikalisme dan terorisme. 

Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang usai melantik pengurus PMII Cabang Jepara masa khidmah 2019-2020 memaparkan 3 wasiat Ketua Umum PB PMII era 80an, KH Muhyidin Arubusman. 
 
Kepada aktivis PMII, Agus Herlambang menyebutkan, pertama, kader PMII harus merebut simpati mahasiswa dan masyarakat. “Sudah saatnya kader kita memberikan suri teladan (uswah). Karena lebih susah memberikan uswah daripada mauidhah,” sebutnya. 
 
Kedua, lanjutnya kader PMII harus merebut prestasi akdemik di kampus. “Jangan sampai kader PMII kuliahnya jeblok sampai 6-7 tahun baru selesai. Prestasinya anjlok. Nanti ujung-ujungnya yang disalahkan organisasinya,” sindirnya. 
 
Ketiga, merebut jabatan-jabatan strategis di kampus. “Rebut pos-pos strategis di kampus, Insyaallah jika keluar (lulus, red.) hidup tidak akan susah karena sudah dijamin pendiri-pendiri PMII. Jika hidupnya susah jangan-jangan kita tidak serius ber-PMII,” tegas Agus. 
 
Dengan melaksanakan 3 wasiat tersebut, pihaknya menjamin dan menyampaikan tanpa menyebar leaflet (selebaran) PMII memperoleh kader dengan mudah karena citra baik organisasi.    
 
Hadir dalam kegiatan Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang, PKC PMII Jawa Tengah, IKA PMII Jepara, dan perwakilan PMII dari Semarang, Grobogan, Kudus, dan Blora. (Mustaqim/Muiz)