Daerah
Ramadhan Jadi Momentum Siswa Perdalam Ilmu Agama
NU Online · Jumat, 19 September 2008 | 08:28 WIB
Kudus, NU Online
Bulan Ramadhan merupakan momentum tepat bagi para siswa untuk meningkatkan kadar keimanan kepada Allah SWT serta memperdalam ilmu agama.
Bulan Ramadhan ini SMK PGRI 1 Kudus mengadakan pesantren kilat pada Sabtu (13/9) dan Senin (15/9). Kegiatan ini telah menjadi tradisi di sekolah tersebut. Hampir setiap bulan Ramadhan diadakan pesantren kilat.<>
Waka Kesiswaan Murni merasa prihatin terhadap prilaku siswa-siswinya yang kurang mengindahkan ajaran agama.
"Saya sering menjumpai anak-anak tidak menjalankan shalat," tuturnya mewakili sambutan kepala sekolah.
Menurutnya masih banyak lagi anak-anak yang tidak bisa membaca Al Qur'an dengan benar. Anak yang demikian, biasanya hanya hafal surat Al Fatihah dan surat-surat pendek, bahkan ada yang tidak bisa membaca sama sekali.
Format acara tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, peserta adalah perwakilan setiap kelas sejumlah dua orang dan pesantren kilat dilaksanakan selama tiga hari. Kini, hal itu dirubah. Peserta adalah seluruh siswa dan kegiatan pesantren kilat diadakan pada jam aktif belajar.
Acara ini melibatkan BEM STAIN Kudus sebagai pemandu. Ada dua jenis kegiatan ceramah dan tadarus Al Qur'an. Siswa diajak menyelami ajaran islam lebih dalam, terutama tentang puasa.
Kontributor NU Online Zakki Amali melaporkan, siswa antusias mengikutinya.
Koordinator pemandu Aris Toni mengatakan acara semacam ini perlu ditindaklanjuti lebih jauh dan dibuatkan kegiatan lanjutan, agar pemahaman mereka tentang islam tidak berhenti pada apa yang didapat di pesantren kilat. (zak)
Bulan Ramadhan merupakan momentum tepat bagi para siswa untuk meningkatkan kadar keimanan kepada Allah SWT serta memperdalam ilmu agama.
Bulan Ramadhan ini SMK PGRI 1 Kudus mengadakan pesantren kilat pada Sabtu (13/9) dan Senin (15/9). Kegiatan ini telah menjadi tradisi di sekolah tersebut. Hampir setiap bulan Ramadhan diadakan pesantren kilat.<>
Waka Kesiswaan Murni merasa prihatin terhadap prilaku siswa-siswinya yang kurang mengindahkan ajaran agama.
"Saya sering menjumpai anak-anak tidak menjalankan shalat," tuturnya mewakili sambutan kepala sekolah.
Menurutnya masih banyak lagi anak-anak yang tidak bisa membaca Al Qur'an dengan benar. Anak yang demikian, biasanya hanya hafal surat Al Fatihah dan surat-surat pendek, bahkan ada yang tidak bisa membaca sama sekali.
Format acara tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, peserta adalah perwakilan setiap kelas sejumlah dua orang dan pesantren kilat dilaksanakan selama tiga hari. Kini, hal itu dirubah. Peserta adalah seluruh siswa dan kegiatan pesantren kilat diadakan pada jam aktif belajar.
Acara ini melibatkan BEM STAIN Kudus sebagai pemandu. Ada dua jenis kegiatan ceramah dan tadarus Al Qur'an. Siswa diajak menyelami ajaran islam lebih dalam, terutama tentang puasa.
Kontributor NU Online Zakki Amali melaporkan, siswa antusias mengikutinya.
Koordinator pemandu Aris Toni mengatakan acara semacam ini perlu ditindaklanjuti lebih jauh dan dibuatkan kegiatan lanjutan, agar pemahaman mereka tentang islam tidak berhenti pada apa yang didapat di pesantren kilat. (zak)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua
