Daerah

Ranting NU Berjuang Menghadapi Medan dan Kelompok Intoleran

Sab, 7 Desember 2019 | 01:00 WIB

Ranting NU Berjuang Menghadapi Medan dan Kelompok Intoleran

Suasana lailatul ijtima’ Ranting NU di rumah Sekretaris Ranting NU Kemuning Lor I, Ustadz Agus Zainudin Jumat (6/12) malam. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online

Ranting NU mempunyai tugas yang tidak ringan. Sebagai ujung tombak di lapangan, Rantinglah yang berjibaku dengan medan yang kadang tidak gampang untuk dilalui. Namun demi meratanya ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), hambatan apapun diterjang.

 

Itulah yang dilakukan oleh Ranting NU Kemuning Lor I, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Menjadi pengurus Ranting NU di desa ini tantangannya tidak cuma munculnya kelompok intoleran yang mengatasnamakan agama, tapi juga medan. Dari sisi geografis, Desa Kemuning Lor memang sulit karena terletak di kaki pegunungan Argopuro. Kontur tanah yang bergelombang dalam bentuk bukit-bukit kecil dan jalan yang curam, merupakan ‘tantangan’ yang cukup berat. Tapi demi NU, hambatan-hambatan itu dianggap angin lalu.

 

“Ya itu sudah biasa. Pengajian di dusun-dusun tetap jalan. Lailatul ijtima’ Ranting juga jalan,” ucap Sekretaris Ranting NU Kemuning Lor I, Ustadz Agus Zainudin kepada NU Online di sela-sela lailatul ijtima’ Ranting NU di kediamannya, Jumat (6/12) malam.

 

Yang membanggakan, lanjutnya, warga NU cukup semangat dalam ber-NU. Sehingga program-program NU berjalan dengan baik. Di luar itu, Ustadz Agus mengaku terus mendorong para remaja agar bisa aktif dan bergabung dalam organisasi sayap NU seperti IPNU dan IPPNU. Harapannya agar mereka kelak bisa berkontribusi melalui wadah NU untuk memajukan desanya kelak.

 

“Pengkaderan itu tidak sekali jadi. Makanya kami selalu mendorong agar para pelajar kita bisa bergabung dengan organisasi sayap NU, sehingga kelak tinggal melanjutkan di ranting atau MWCNU dan seterusnya. Ini penting agar mereka tidak salah pilih organisasi,” jelasnya.

 

Sementara itu, Ketua MWCNU Arjasa, Ustadz Muhammad Arifin saat memberikan pengarahan dalam lailatul ijtima’ tersebut menegaskan kemungkinan akan dibentuk Anak Ranting NU. Hal ini untuk memudahkan koordinasi antara pengurus NU dan masyarakat sekaligus memberikan pelayanan keagamaan yang lebih baik.

 

“Pada saatnya nanti Anak Ranting akan kita bentuk,” jelasnya.

 

Dalam kesempatan itu, Ustadz Arifin juga menyinggung pentingnya Nahdliyin dan pengurus NU meningkaktan pengetahuan tentang amaliah yang dilakukan sehari-hari. Tujuannya selain untuk membertebal keyakinan, juga untuk berjaga-jaga dari ‘serangan’ non NU yang kerap mempermasalahkan amaliah NU.

 

“Ini antisipasi saja. Sebab jangan sampai terjadi karena amaliah kita selalu disebut-sebut bid’ah misalnya, lantas muncul anggapan masyarakat bahwa itu benar,” ungkapnya.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi