Kediri, NU Online
Kitab kuning yang selama ini dikaji di pesantren memiliki kelebihan dalam segala aspek. Mengkajinya tidak semata bernilai ibadah, juga terjaminnya sanad, narasi maupun teks, sehingga layak menjadi rujukan. Sudah saatnya umat Islam kembali kepada kitab kuning.
Penegasan tersebut disampaikan KH Reza Ahmad Zahid agar semua kalangan kembali kepada kitab kuning. Harapan dikemukakan Gus Reza, sapaan akrabnya di hadapan peserta dan pendamping Olimpiade Kitab Kuning (OKK) di Pondok Pesantren Lirboyo Al-Mahrusyiah III, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (30/3).
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini menegaskan bahwa banyaknya narasi, teks keagamaan yang berkembang di masyarakat saat ini perlu dikembalikan kepada asalnya, yakni kitab kuning.
“Kitab kuning sebagai rujukan sudah jelas muallif atau penulis, dalil, hingga sanadnya yakni ketersambungan keilmuwan sampai Rasulullah SAW,” katanya. Jadi menjadikan kitab kuning sebagai rujukan sudah sangat tepat karena kembali kepada sumber atau asal yang tepat, lanjutnya.
OKK sendiri merupakan kegiatan Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Jatim. Lomba digelar dalam rangkaian peringatan hari lahir ke-96 NU.
Menurut KH Melvin Zainul Asyiqin, kegiatan disambut antusias sejumlah pesantren NU di Jawa Timur. “Peserta yang mengikuti sebanyak 170 peserta dari pesantren NU di Jawa Timur,” kata ketua panitia OKK ini.
Diharapkan kegiatan dapat digelar lebih meriah di masa mendatang. “Untuk lebih menguatkan tradisi pesantren dalam kehidupan keberagamaan di masyarakat,” pungkasnya.
Ada dua kitab yang dijadikan materi lomba, yaitu Fathul Qarib dan Bulughul Maram. Peserta juga dibatasi usia, yaitu 17 hingga 20. (Sururi Arumbani/Ibnu Nawawi)