Daerah

Rektor Unugiri: Pimpinan Daerah Bojonegoro Harus Harmonis Hadapi Pandemi

Sab, 23 Januari 2021 | 16:30 WIB

Rektor Unugiri: Pimpinan Daerah Bojonegoro Harus Harmonis Hadapi Pandemi

Suasana sarasehan yang diinisiasi PC GP Ansor Bojonegoro di Aula PCNU Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (23/1). (Foto: Dok. Ansor Bojonegoro)

Bojonegoro, NU Online
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro, Ridwan Hambali, mengatakan bahwa dalam menghadapi pandemi Covid-19, pimpinan daerah di kabupaten penghasil minyak ini harus tetap menjaga harmonisasi.


Hal itu disampaikannya saat menjadi salah satu narasumber sarasehan bertema ‘Menakar Efektivitas Kepemimpinan Daerah di tengah Pandemi Covid-19’ yang diinisiasi Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bojonegoro di Aula PCNU Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (23/1).


"Kita semua harus mengambil inspirasi Rasulullah SAW di awal memimpin kota Madinah. Konstitusi awal yang dibuat adalah Piagam Madinah agar Madinah atau Yatsrib tidak lagi menjadi kota rawan konflik akibat banyaknya kepentingan antarsuku," papar Rektor Ridwan.


Untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih melanda Bojonegoro, lanjut dia, para pemimpin harus harmonis dan saling bahu-membahu dalam melaksanakan program pembangunan.


“Para pemimpin Bojonegoro harus saling memahami fungsi dan tugasnya agar visi-misi bersama yang dirumuskan dalam dokumen pembangunan daerah tetap bisa diperjuangkan dengan anggaran yang ada,” tegasnya.


"Tidak ada waktu untuk tumpang tindih dan berselisih paham. Saya kira apa yang dilakukan Bupati sudah tepat dengan menggarap kebutuhan dasar masyarakat," sambung akademisi yang juga anggota Dewan Pendidikan Bojonegoro itu.


Eksekutif-Legislatif harmonis
Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro, Imam Sholikin, yang juga menjadi narasumber saat ditanya peserta dari PAC GP Ansor Sukosewu tentang apa yang terjadi di tubuh eksekutif dalam menjalankan pemerintahan menjawab dengan santai dan senyum. Selama ini, kata dia, hubungan eksekutif dan legislatif harmonis. 


"Seluruh kebijakan dapat disepakati bersama. Saya tidak mau tahu soal rumah tangga eksekutif, ada masalah pribadi atau apa. Yang jelas, fungsi legislasi sudah kami jalankan dengan baik," ungkap politisi PKB itu.


Narasumber lainnya, Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo menerangkan, saat pandemi sekarang ini indikator kesejahteraan pasti menurun. Meski demikian, Nilai Tukar Petani (NTP) di Bojonegoro tergolong tinggi.


"Pembangungan dan sektor pendidikan baik. Tetapi ruang interaksi antarwarga sebagai media aspirasi harus tercipta dengan baik agar pemerintah dapat menerbitkan kebijakan dengan tepat," sebut pria yang juga akademisi di IAI Al-Hikmah Tuban, Jawa Timur ini.


Usai acara, Ketua PC GP Ansor Bojonegoro, Mustakim, menyatakan bahwa sarasehan ini berangkat dari kegelisahan kader pemuda NU atas ketidakharmonisan kepemimpinan di tengah pandemi. Sehingga muncul kekhawatiran berdampak pada percepatan pembangunan daerah yang sudah termaktub dalam RPJMD.


"Selain itu, hasil diskusi menjadi tawaran solusi menghadapi masa sulit kepemimpinan di masa pandemi. Ini bagian dari kontribusi Ansor untuk pembangunan Bojonegoro," tandas mantan Ketua DPD KNPI Bojonegoro itu.


Pantauan NU Online, sarasehan yang berlangsung dinamis ini tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes 3M) seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Selain peserta yang hadir dibatasi, acara ini juga disiarkan secara virtual melalui media sosial PC Ansor Bojonegoro, Jawa Timur.


Kontributor: M. Yazid
Editor: Musthofa Asrori