Daerah

Rektor Unwahas: Pesantren Ambil Peran Pendirian NKRI

NU Online  ·  Rabu, 25 September 2013 | 06:07 WIB

Kudus, NU Online
Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Jawa Tengah (Unwahas) H Noor Ahmad menegaskan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa lepas dari peran pesantren. Indonesia tidak akan merdeka bila tidak ada santri-santri yang berjuang pada masa penjajah.
<>
Penegasan ini disampaikannya dalam acara pembukaan halaqah bertema ‘Peran Pondok Pesantren Teguhkan Ideologi Pancasila dalam Bingkai NKRI’ yang diselenggarakan Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang di Hotel Abbas Kudus, Sabtu (21/9).

Noor Ahmad mengatakan perjuangan ulama dan santri pesantren pada zaman kemerdekaan sangat besar dalam memperjuangkan NKRI sebagai harga mati. Keputusan muktamar NU di Samarinda menyatakan bahwa kemerdekaan merupakan bentuk final perjuangan umat manusia Indonesia.

“Jadi orang yang dulu mencurigai pesantren menjadi sarang teroris akan terpatahkan dengan fakta sejarah,” katanya.

Pada kesempatan itu, Noor Ahmad menyatakan pesantren masih sering dihadapkan kepada berbagai tantangan salah satunya nasib pesantren belum terlalu baik. Dikatakan, belakangan ini banyak  pesantren yang mengembangkan ilmu umum dan agama dengan mendirikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sehingga ilmu yang diperoleh santri akan beragam.

Tetapi, sambung H Noor Ahmad, hal itu mengundang kekhawatiran kalau santri sudah menguasai ilmu beragam siapa yang menguasai kitab kuning. Karenanya, pesantren kitab salaf harus tetap berjalan dan diurusi bersama-sama.

Ditambahkan, pesantren juga masih dihadapkan pada masalah sarana prasarana dalam arti masih berkembang dengan sendirinya. Meskipun begitu, pesantren harus masih ada yang murni mengembangkan ilmu agama dengan kitab salafnya sehingga ke depan mampu melahirkan ulama.

Halaqoh ini diikuti sedikitnya seratus santri pesantren dari kota Kudus, Jepara, dan Demak. (Qomarul Adib/Alhafiz K)