Daerah

Respons Dinamika Pemilu, PWNU Banten Serukan Rekonsilisasi Nasional

NU Online  ·  Ahad, 23 Juni 2019 | 08:00 WIB

Respons Dinamika Pemilu, PWNU Banten Serukan Rekonsilisasi Nasional

Dialog kebangsaan, PMII Banten

Kota Serang, NU Online
Rekonsiliasi nasional pascapemilu 2019 masih menjadi harapan masyarakat Indonesia terutama kalangan anak muda. Hal itu agar seluruh perselisihan di masyarakat tidak mencuat kembali.

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten, KH Amas Tajudin mengatakan, dialog antar tokoh perlu dilakukan usai rangkaian Pemilu 2019. "Para tokoh perlu duduk satu meja untuk berdialog bagaimana membangun bangsa usai pemilu digelar, agar tidak larut dalam perpecahan," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat perlu dorongan kuat agar tidak salah memaknai mengenai informasi yang beredar. Hal itu bisa dilakukan oleh kelompok pemuda dan mahasiswa sebagai pelopor gerakan kebangsaan. "Penyebaran informasi hoaks melalui media sosial salah satu penyebab perpecahan bangsa," tandasnya. 

Pernyataan tersebut mencuat pada kegiatan Dialog Kebangsaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Banten di Hotel Abadi Kota Serang, Sabtu (22/6).

"Dialog kebangsaan pascapilpres sebagai penguatan persatuan dan ketahanan berbangsa dan bernegara adalah suatu keniscayaan yang harus terus dilakukan agar tidak menimbulkan ketegangan dan pemikiran radikal terorisme," ujarnya.

Menurut KH Amas, pemuda dan mahasiswa adalah pelopor utama ketahanan negara untuk mencegah gerakan disintegrasi bangsa yang terjadi di masyarakat bawah. Perbedaan yang disebabkan pilihan politik telah mengarah kepada politisasi agama. Sehingga, masyarakat tergerakkan untuk terlibat penuh.

"Sejatinya agama (islam) harus dijadikan landasan berfikir yang damai sejuk dalam berucap dan bertindak (rahmatan lil alamin) tanpa framing kepentingan politik (partai) apapun, namun faktanya pada pilpres 2019 seolah terpecah belah (oleh kelompok tertentu) dibangun jika tidak memilih calon sesuai pilihanya dihukumi kafir, munafik, dan musyrik, padahal sesama umat islam," tuturnya.

Ia juga berharap dialog berkelanjutan diteruskan dalam berbagai kesempatan untuk mengantisipasi berita bohong dan fitnah. Dengan membangun komunikasi semangat nasionalisme untuk menjaga kebinekaan.

Sementara itu, Ketua Umum Perngurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Provinsi Banten mengatakan, Pemilu 2019 menjadi rangkaian Pemilu yang menegangkan karena semua lapisan masyarakat terlibat penuh. Di sisi lain, dinamika yang hadir di masyarakat mengancam kepada perpecahan yang dahsyat.

"Untuk itu kita perlu gerakan rekonsiliasi nasional," ujarnya (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)