Daerah

Ribuan Anak-anak Kecil itu Belajar Naik Haji

NU Online  ·  Selasa, 25 Februari 2014 | 22:00 WIB

Brebes, NU Online
Sebanyak 6.500 anak kecil dari penjuru desa yang sekolah di Raudlatul Athfal (RA) setingkat Taman Kanak-kanak (TK) di Brebes, ‘naik haji’. Mereka mengenakan baju ihram dengan berlari-lari kecil mengelilingi ‘kabah’ di halaman Islamic Center Brebes.
<>
Suasana tersebut terlihat saat manasik haji bagi 6.500 anak dari 176 RA di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Brebes, Jawa tengah, pada Senin (24/2/14).

“Labaikallahuma labaik...”, teriak ribuan anak-anak yang didampingi guru dan orang tuannya.

Anak-anak itu melakukan manasik haji secara berurutan dari wukuf di arofah, dilanjutkan dengan mabith di muzdalifah dan balang jumroh. Usai itu, melakukan thawaf, sai dan tahalul.

Kepala Kantor Kemenag Brebes Drs H Imam Hidayat MPdI membuka acara tersebut. Dalam kata sambutannya, ia berharap ada hikmah yang diambil dari perjalanan manasik haji. Minimal, anak-anak mendapatkan pelajaran dan memiliki niatan beribadah haji sejak dini. “Lewat manasik haji, akan timbul keinginan berhaji sejak dini,” kata Imam.

Menurutnya, pembelajaran sejak dini akan lebih mengena dibanding dengan sesudah dewasa. Ibarat mengukir di atas batu akan tertoreh dengan jelas, sedangkan belajar dikala dewasa bagai mengukir diatas air.

Ketua Panitia Penyelenggara Dra Rohayati menjelaskan, kegiatan manasik haji bagi anak-anak RA digelar setiap dua tahun sekali. Tahun 2014, diikuti 6500 anak dan didampingi ibunya.

Manasik ini, kata Ketua Pengurus Daerah Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Kabupaten Brebes, sama artinya memberi pengetahuan kepada orang tua peserta didik yang belum naik haji. Jadi pesertanya mencapai 13.000. “Manasik haji, sebagai pembelajaran ibadah haji sejak dini,” ungkapnya.

Dia berharap lewat manasik, anak-anak RA bisa merekamnya dan terpatri. Sebab masa kecil merupakan usia keemasan alias golden age. “Apapun yang dilakukan siswa pada masa kanak-kanak akan terpatri, termasuk kegiatan manasik ini,” pungkasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)