Daerah

Saatnya Santri Lestarikan Tradisi Menulis seperti Para Pendahulu

Sel, 20 Agustus 2019 | 10:30 WIB

Saatnya Santri Lestarikan Tradisi Menulis seperti Para Pendahulu

Peserta Santri Milenial Goes to Inspiring Writer di UIN Malang. 

Malang, NU Online
Berdakwah di era milenial tidak hanya membutuhkan keluasan ilmu agama yang mendalam, juga metode dakwah yang beragam. Dakwah yang sesuai dengan perkembangan zaman dan bisa memberikan inspirasi positif bisa berupa buku maupun konten dalam media sosial yang berkualitas. 
 
Didasari atas kebutuhan tersebut, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kota Malang, Jawa Timur berkerja sama dengan sejumlah lembaga lain menyelenggarakan Santri Milenial Goes to Inspiring Writer. Kegiatan dipusatkan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, Selasa (20/8).
 
“Acara ini didedikasikan kepada para santri untuk bisa menebar inspirasi dalam tulisan yang sejuk dan damai kepada masyarakat luas,” kata Achmad Diny Hidayatullah. 
Menurut ketua panitia kegiatan ini, tema yang dipilih adalah Santri memandang Indonesia. 
 
“Keyakinan para santri, agama dan negara adalah sesuatu yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain, sehingga Indonesia sebagai warisan para ulama perlu kita jaga dan lestarikan,” terangnya. 
 
Ditambahkan Diny bahwa acara diikuti puluhan peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Dengan peserta dari berbagai latar belakang, bisa terjadi interaksi dan tukar ide untuk membuat artikel populer yang bagus dan layak tayang di berbagai media.
 
“Kami berharap, agar setelah mengikuti acara ini para peserta yang berasal dari berbagai provinsi mampu menghasilkan produk tulisan inspiratif. Terutama konten-konten keislaman dan kebangsaaan yang bisa dicetak dalam bentuk buku,” jelasnya. Termasuk bisa menghasilkan artikel populer tentang wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin, baik disebarkan melaluiwebsite maupun media sosial, lanjutnya.
 
Acara dibuka oleh KH Isroqunnajah. Menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU)Kota Malang tersebut, dakwah hari ini harus melalui media. 
 
“Sehingga kegiatan santri menulis sangat relevan untuk dikembangkan. Mari kita isi website dan media sosial dengan Islam ramah,” ajaknya.
 
Acara dilanjutkan dengan pemberian materi Ketua PC LDNU Kota Malang, Mohammad Yahya yang mengambil tema Smart Writing: How to Get Writing Inspiration.
 
“Inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Apalagi hari ini, dengan berbagai macam informasi dari televisi, internet, komunitas, bahkan mimpi semuanya bisa jadi inspirasi menulis,” jelasnya. 
 
Dan dia mengingatkan untuk tekun menulis sesuatu yang disenangi. “Jadikan menulis sebagai kebiasaan kita. Menulis adalah tradisi ulama kita seperti Al-Ghazali, Imam Nawawi adalah teladan dengan karya yang sangat banyak,” tutur pakar tafsir Al-Qur’an ini.
 
Pemateri selanjutnya M Faisol Fatawi selaku Ketua PC Lakspekdam NU Kota Malang. Materi penulisan mengupas tentang bagaimana menjadi penulis yang cerdas atau be a smart writer
 
“Ada empat kiat agar menjadi penulis yang smart. Menulis butuh keberanian, menulis membutuhkan kepercayaan diri, menyadari bahwa menulis itu berinvestasi, dan menulis itu untuk para pembacanya,” tutur filolog UIN Malang yang juga Wakil Dekan I Fakultas Humaniora UIN Maliki ini.
 
Acara dikonsep dengan porsi materi kepenulisan dan lebih banyak praktik menulis di tempat.  Model coaching clinic yang diadakan ini menarik banyak pihak untuk berpartisipasi. Awalnya hanya untuk 30 peserta, akan tetapi dua hari pendaftaran secara online, jumlah peserta sudah melebihi 50.
 
Selama kegiatan berlangsung, para peserta didampingi oleh para mentor kepenulisan sebagai fasilitator maupun teman diskusi dalam menulis. Dan setelah selesai acara, naskah para peserta dikumpulkan dan secara berkala akan diunggah pada beberapa website maupun bisa dibukukan menjadi buku antologi santri.
 
Kegiatan juga melibatkan PC Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama, Lakspekdam NU Kota Malang, PK ISNU UIN Malang, UIN Maliki Press dan Komunitas Liyan. (Angga Teguh Prastyo/Ibnu Nawawi)