Daerah KESEHATAN

Sampai Berapa Lama Obat Kencing Manis Diminum? Ini Penjelasannya

Kam, 21 Juli 2016 | 14:00 WIB

Sidoarjo, NU Online
Minum obat kencing manis harus dilakukan secara terus menerus dan dilakukan dalam waktu lama, bahkan seumur hidup. Hal ini, menurut dokter Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, dr. Atik Yuniani, untuk melindungi kerusakan organ yang permanen karena kencing manis, tentu saja atas petunjuk dari dokter.

Dokter yang bertugas di Rumah Sakit NU ini menegaskan, pemberian obat kencing manis dilakukan dengan cara titrasi, artinya dimulai dengan dosis kecil yang dinaikkan secara bertahap. Apabila perlu dikombinasikan dengan beberapa obat lain, harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien untuk mencapai kadar gula darah yang diinginkan.

"Seringkali kita mendengar pertanyaan minum obat kencing manis sampai kapan? kalau tidak ada keluhan apakah obat harus terus diminum? kalau minum obat terus menerus apakah tidak merusak ginjal?. Sebelum menjawab beberapa pertanyaan tersebut, perlu kita pahami bahwasanya, pada penderita kencing manis (diabetes mellitus)  terjadi penumpukan gula darah (glukosa) di dalam pembuluh darah yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah pada pemeriksaan laboratorium," kata dr Atik, Kamis (21/7).

Atik memaparkan, penumpukan gula darah terjadi akibat kegagalan tubuh dalam pemanfaatan glukosa, kurangnya hormon insulin efektif yang lazim terjadi pada penderita kencing manis. Kadar gula yang tinggi inilah yang akan mengganggu banyak organ apabila tidak dikendalikan dengan baik.

"Pengendalian gula darah dapat dilakukan dengan cara pengaturan diit dan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien. Apabila dengan pengaturan diit dan latihan fisik tidak berhasil, maka pada penderita kencing manis harus mulai diberikan obat-obatan kencing manis yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien, dan pada beberapa pasien dapat diberikan suntikan insulin," paparnya.

Ia menjelaskan, gula darah puasa antara 95-126 mg/dl, dan gula darah setelah makan antara 150-180 mg/dl. Dengan bahasa sederhana, gula darah manusia ada di kisaran antara 100 dan 200. Apabila target gula darah telah tercapai, maka dosis tersebut akan dipertahankan, dan akan terus dievaluasi, dimonitor dan akan dilakukan penyesuaian. Meskipun kadar gula darah sudah dalam batas normal, dan pasien sudah merasa nyaman, tetap dilakukan monitoring serta evaluasi oleh dokter yang merawat secara rutin.

Kadar gula darah yang teregulasi dengan baik, dapat mencegah terjadinya komplikasi lanjut, penyakit kencing manis seperti, gagal ginjal, penyakit jantung koroner, kebutaan akibat gangguan saraf mata, stroke dan lain-lain.

"Biasanya kita baru bertekad untuk berobat dengan rutin ke dokter pada saat komplikasi lanjut itu telah terjadi. Padahal, pada kondisi tersebut regulasi gula darah yang baik pun tidak dapat mengembalikan fungsi organ yang telah terganggu karena kerusakan organ tersebut bersifat permanen atau menetap," jelasnya. (Moh Kholidun/Fathoni)