Daerah

Santri Al-Aqobah Jombang Gelar Shalat Ghaib untuk Korban Gempa di Sulteng

NU Online  ·  Selasa, 2 Oktober 2018 | 00:30 WIB

Santri Al-Aqobah Jombang Gelar Shalat Ghaib untuk Korban Gempa di Sulteng

Shalat ghaib santri Al-aqobah untuk korban gempa di Sulteng

Jombang, NU Online
Ratusan santri Al-Aqobah Putera Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur melakukan shalat ghaib dan doa bersama untuk korban bencana gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

Kegiatan tersebut dilaksanakan di surau pesantren setelah selesai jama'ah shalat Isya. Ratusan santri berbaris rapi dan khusyuk memanjatkan doa untuk korban gempa. Shalat gaib dipimpin Pengasuh Pesantren Al-Aqobah Agus Ahmad Kanzul Fikri. 

"Shalat ghaib ini sebagai ungkapan duka bagi saudara kita yang Sulawesi Tengah. Kita ingin mengajarkan kepada para santri sikap peduli, tenggang rasa dan saling menolong sesama. Sehingga para santri juga ikut merasa kesedihan dan menumbuhkan empati terhadap se bangsa dan se tanah air," jelasnya.

Sebelum shalat ghoib dimulai, para santri terlebih dahulu diberikan wawasan tentang bencana alam oleh pengasuh. Salah satu materi yang disampaikan yaitu tentang geografis Indonesia yang berada di daerah rawan gempa. Hampir semua provinsi di Indonesia berpotensi mengalami gempa bumi.

"Indonesia negeri indah dan subur tapi juga berada di daerah rawan gempa. Tahun 2004 lalu Aceh mengalami gempa dan tsunami. Lanjut di Jogjakarta, Lombok dan sekarang Palu. Santri harus paham ini agar berhati-hati dan lebih bijaksana dalam menghadapi musibah. Cari informasi lewat buku, koran, televisi dan internet. Santri jangan ketinggalan informasi," beber Agus Fikri.

Menurutnya, bencana alam juga bisa datang karena keserakahan manusia. Seperti banjir yang datang karena hutan gundul, sampah yang menyumbat sungai, penyempitan saluran air karena bangunan. Oleh karena, manusia harus evaluasi diri dan mempersiapkan sesuatu sebelum datangnya bencana.

"Benaran alam bisa juga datang karena manusia kurang perduli tentang lingkungan, membuat mafsadah (kerusakan alam). Hal ini disinggung Allah dalam Al-Qur'an surat Ar-Rum ayat 41-43," ungkapnya.

Agus Fikri juga menyinggung pentingnya pendidikan atau pelatihan tanggap bencana bagi masyarakat Indonesia. Hal ini guna pembelajaran atau persiapan bila terjadi bencana alam. 

"Persiapan itu perlu, jangan sampai karena kemalasan kita menyebabkan banyak korban jiwa. Sedia payung sebelum hujan. Pemerintah pusat sampai daerah harus memperhatikan pelatihan tanggap bencana," pungkasnya. (Syarif Abdurrahman/Muiz)