Bantul, NU Online
Santri memiliki modal yang cukup untuk menjadi penulis. Peluang besar terbuka bagi santri karena mereka memiliki kesabaran lebih dibandingkan kalangan nonsantri. Mereka dengan hati ringan menjalani proses panjang untuk menjadi penulis.
<>
Demikian dikatakan seorang penulis Joni Ariadinata saat memberikan orasi budaya pada penutupan Liburan Sastra di Pesantren (LSdP) di pesantren Al-Mahalli Wonokromo Pleret, Bantul, Ahad (29/12) malam.
Seorang santri, puji Joni, seorang yang tulus. Ia yakin, saat karya ditolak mereka akan tetap sabar dan menulis lagi. Santri mempunyai kecerdasan yang berbeda jika dibanding yang lain.
Kegagalan seseorang, lanjut Joni, disebabkan ketidaksabaran menjalani proses. “Ribuan orang gagal menjadi penulis karena mereka tidak sabar menjalani proses panjang,” kata Joni yang kini menjadi redaktur majalah sastra Horison.
Joni menekankan penulis untuk membaca karya-karya orang lain selain proses panjang. Aktivitas membaca, bagi Joni, merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan penulis. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Pos-Pos Petugas Penentu Kelancaran Lalu Lintas Jamaah di Jamarat Mina
Terkini
Lihat Semua