Semarang, NU Online
Para santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, Ngaliyan, Semarang mengikuti seminar yang bertajuk Pemedsosan Dunia Maya Jumat (22/2). Seminar yang merupakan bagian dari rangkaian acara setelah liburan yang dilaksanakan di Mushala Raudlotul Jannah ini memberi pemahaman kepada para santri millennial mengenai pergeseran budaya dari media cetak ke digital atau dunia maya serta timbulnya hoaks.
Misbah Khoiruddin Zuhri sebagai pemateri pada seminar ini mengatakan bahwa masing-masing individu mampu menjadi creator news dalam media sosial digital.
"Ketika semua orang bisa menjadi seorang kreator berita maka sangat besar kemungkinan timbulnya berita hoaks atau berita palsu, baik itu berupa pesan, gambar ataupun video," tambahnya.
Misbah yang menrupakan lulusan program Magister di HBKU Qatar tersebut juga menjelaskan mengenai jenis-jenis hoax diantaranya adalah hoax proper, judul heboh, dan konteks menyesatkan.
Ia menampilkan beberapa contoh berita kepada para santri dan mengintruksikan santri untuk menganalisis apakah berita tersebut hoax atau fakta. Melalui hal itu santri dapat memahami cara membedakan hoaks dan fakta.
Santri juga diberi pemahaman mengenai Firehose or Faslehood (FOF) yang memiliki makna adanya produksi kebohongan dalam skala yang banyak, luas, cepat dan terus-menerus sebagaimana ‘selang pemadam kebakaran yang mengeluarkan kebohongan’.
Pemateri mengatakan bahwa FOF marak digunakan dalam konteks politik dan menjadi pemicu menyebarnya hoaks.
"Kita sebagai santri jangan sampai gagap akan berita yang saat ini sedang booming dan kita harus pintar dalam menyaring apa yang telah kita terima dari orang lain. Santri millennial itu tidak ketinggalan zaman jangan tertipu oleh hoaks," ujar Dinda Niswatul Umah, salah satu peserta seminar ketika ditanya bagaimana menyikapi berita hoak. (Rahma/Kendi Setiawan)