Daerah

Satu Dekade Repshol dan Banser Pringsewu Santuni Anak Yatim

Rab, 2 September 2020 | 15:00 WIB

Satu Dekade Repshol dan Banser Pringsewu Santuni Anak Yatim

(Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online
Tahun 2020 ini menandai telah berlangsungnya satu dekade (10 tahun) aksi sosial sekelompok remaja yang tergabung dalam Remaja Pecinta Sholawat (Repshol) di Kabupaten Pringsewu. Menggandeng Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Repshol secara rutin memberikan santunan kepada para anak yatim piatu di Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis pada setiap bulan Muharram.

 

Komandan Repshol, Muhammad Subhan(Gus Han) mengatakan bahwa program tersebut merupakan program rutin yang diberi nama Prisay (Pringsewu Sayangi Anak Yatim). Walau di tahun 2020, kondisi di seluruh dunia, tidak terkecuali di Pringsewu, masih dilanda pandemi Covid-19, namun Prisay Repshol masih tetap bisa berjalan.

 

Alhamdulillah, celengan yatim yang dibagi untuk tahun ini mencapai Rp 39,603,500,- yang dibagikan  kepada 198 anak yatim,” kata Gus Han kepada NU Online, Rabu (2/9).

 

Jika biasanya penyerahan santunan dilakukan dalam bentuk pengajian dengan menggelar acara yang mengundang banyak jamaah, pada tahun ini hal tersebut tidak dilaksanakan. Ini karena menjaga keselamatan dan kemaslahatan bersama agar tidak terpapar virus corona. Hal ini juga sekaligus mematuhi imbauan pemerintah untuk menegakkan protokol kesehatan.

 

“Kita beri nama kegiatan santunan tahun ini dengan Safari Yatim Repshol,”katanya.

 

Safari Yatim Repshol dilakukan dengan menyerahkan langsung santunan door to door (dari rumah ke rumah) dengan pengawalan para anggota Banser. Santunan ini merupakan hasil dari celengan bambu yang disebarkan ke anggota dan dari para donatur lainnya.

 

Ke depan, Repshol juga akan melebarkan aksi sosialnya dengan membantu para warga kurang mampu dengan bantuan sembako. Aksi ini akan dilakukan rutin setiap tiga bulan sekali dengan nama ‘Setia’ singkatan dari Sembako Triwulan Ingat Anak Yatim.

 

“Program Setia ini melatih jamaah shalawat untuk gemar memberi sedekah setiap waktu. Apalagi di masa sulit seperti ini di mana banyak warga masyarakat yang kondisi ekonominya semakin lemah,” jelasnya.

 

Gus Han berharap budaya saling membantu seperti ini dapat terus langgeng karena menurutnya hakikat dari memberi adalah menerima.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan