Daerah

Selama Ramadhan, Pasar Pon di Bumijawa Tegal Ramai Pengunjung yang Berburu Takjil Buka Puasa

Sel, 9 April 2024 | 10:02 WIB

Selama Ramadhan, Pasar Pon di Bumijawa Tegal Ramai Pengunjung yang Berburu Takjil Buka Puasa

Aktivitas jual-beli di Pasar Pon Bumijawa Tegal. (Foto: NU Online/Malik)

Tegal, NU Online

Di Desa Jejeg, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terdapat satu pasar bernama Pasar Pon. Pasar ini bukan hanya menjadi pusat ekonomi bagi warga Desa Jejeg, tetapi juga desa-desa tetangga, yakni Desa Muncanglarang, Gunungagung, dan Pagerkasih.


Selama Ramadhan, setiap tahun, halaman Pasar Pon ini berubah menjadi pasar takjil sehingga ramai didatangi para pengunjung untuk berburu takjil buka puasa. 


Berbagai macam makanan dijual di Pasar Pon. Mulai dari makanan berat hingga makanan berat. Di antaranya sate, bakso, siomay, cilok, crepes, dan pempek. Para pedagang, membuka lapaknya menggunakan gerobak, lincak (meja bambu), atau gerobak motor.


Pasar takjil di Desa Jejeg ini buka mulai sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.30 WIB. Berdasarkan pantauan NU Online, Ahad (7/4/2024), warga mulai berdatangan ke pasar ini pada pukul 16.00 WIB dan mulai ramai oleh pemburu takjil pada pukul 17.00 WIB.


Para pedagang tidak hanya berasal dari Desa Jejeg, tetapi juga berasal dari desa tetangga, salah satunya Pedagang Krepes, bernama Subhan yang berasal dari Desa Traju.


"Saya berasal dari Desa Traju. Kalau di sini sekitar jam empat sore, pulang habis Maghrib," ujarnya kepada NU Online.


Ia mengaku dalam satu hari menghabiskan sekitar dia kilogram adonan krepes. 


"Ya, Alhamdulillah habis, bawa adonan sekitar 2 kilo," ujar pria yang sudah berdagang krepes selama tiga tahun itu.


Sementara para pembeli takjil berasal dari berbagai lapisan umur, mulai dari anak-anak, kelompok remaja, hingga orang dewasa yang datang sendirian atau bersama anak dan pasangannya. Mereka ada yang jalan kaki dari rumah, ada juga yang menggunakan motor.


"Jalan kaki dari rumah, sama teman-teman, sekalian ngabuburit. Ini kan adanya setiap bulan Ramadhan saja, ini sudah ada sejak Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Saya setiap hari ke sini," ujar Afizah Dewi (12).


Ia mengatakan bahwa dengan membawa uang Rp10 ribu bisa mendapatkan banyak makanan.


"Rp10 ribu bisa dapat banyak jenis makanan sih, cilok harga dua ribu, sempolan juga dua ribu, begitu juga siomay. Yang lima ribuan ya es," terangnya.


Ketika ditanya apakah orang tuanya marah ketika dirinya banyak membeli makanan, ia mengatakan bahwa orang tuanya tidak marah. 


"Dulu sebelum mondok, pasti diomelin, tetapi sekarang setelah saya mondok sih nggak," ujar santriwati Pondok Pesantren Tuhfatul Athfal Al-Falah Ploso Kediri.


Sementara Siswi MTS NU Jejeg 1 Lutfiana Rizki (14) mengatakan bahwa dirinya tidak setiap hari selama Ramadhan berkunjung ke pasar takjil di Pasar Jejeg.


"Kadang sama teman-teman rombongan jalan kaki, kadang sama sepupu naik motor, tetapi tidak setiap hari," ujarnya.