Daerah

Soal Harta Karun Nusantara, Muslimat NU Subang: Rasional Saja!

Rab, 29 Januari 2020 | 15:00 WIB

Soal Harta Karun Nusantara, Muslimat NU Subang: Rasional Saja!

Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Subang, Hj Iis Salamah. (Foto: Istimewa)

Subang, NU Online
Sekelompok orang yang mendirikan keraton, kerajaan, atau sejenisnya mulai marak bermunculan di berbagai daerah. Atas nama Muslimat NU Subang, Hj Iis Salamah mengajak warga untuk berpikir rasional saat mendengar cerita harta karun Nusantara yang berjumlah triliunan rupiah.

“Tujuannya supaya masyarakat tidak tergoda dan terbuai oleh obsesi dan janji manis para oknum. Hal ini perlu menjadi perhatian karena tidak menutup kemungkinan para pengikutnya sudah ada di sekitar kita. Selanjutnya mereka akan mengajak masyarakat ikut bagian di dalamnya,” kata Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Subang, Hj Iis Salamah.

“Jika kita perhatikan, kemunculan Keraton Sejagat, Sunda Empire dan sebagainya ini saya kira walaupun mereka beda kelompok tapi punya pondasi pemikiran yang sama,” ungkap Hj Iis usai menghadiri pengajian triwulan Muslimat NU Subang yang digelar di Purwadadi, Subang, Jawa Barat, Rabu (29/1).

Walaupun beda kelompok, lanjut dia, pada dasarnya mereka punya kesamaan berpikir, obsesi, dan janji manis yang sangat fantastis. Yakni, akan mencairkan harta para leluhur bangsa Indonesia yang tersimpan di luar negeri dan berjumlah ribuan triliun untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat.

Baca juga: Ketua Muslimat NU Subang Minta Pengurus Gunakan Identitas ke-NU-an

“Dalam kurun waktu bersamaan, di beberapa daerah ada kelompok berbeda tapi punya corak, motif, dan karakter yang hampir sama. Jadi, sulit dipercaya jika ini hanya faktor kebetulan,” tandasnya.

Mengingat hal itu, Hj Iis menduga ada keterlibatan pihak lain yang berperan sebagai dalang atau otak di belakang kelompok para pemburu harta karun kerajaan Nusantara ini.

“Kami sangat mengapresiasi kinerja polisi yang telah membekuk para tersangka dan kami percaya pihak kepolisian akan menelusuri kasus ini sampai ke akar-akarnya, sampai ketemu dalangnya,” beber Hj Iis yang juga Pengawas Sekolah itu.
 
Kasus ini, lanjutnya, merupakan fenomena klasik yang sudah lama beredar di masyarakat. Sebab, sebelumnya di beberapa daerah termasuk di Subang sudah banyak terdengar berita para pemburu harta karun Bung Karno yang tersimpan di luar negeri.

“Bukannya mendapat harta karun, yang ada malah mereka kehilangan ‘harta karunnya’ sendiri karena banyak mengeluarkan biaya. Kasus ini tentu ada hikmahnya bahwa kita, khususnya ibu-ibu supaya saling mengingatkan suami, anak, keluarga, atau tetangga agar jangan sampai terjadi istilah membuang berlian demi sebiji jagung,” pungkasnya.

Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori