Daerah

Songsong HUT Ke-77 RI, Ini Pesan Ketua PWNU Aceh untuk Para Santri

Sen, 15 Agustus 2022 | 16:00 WIB

Songsong HUT Ke-77 RI, Ini Pesan Ketua PWNU Aceh untuk Para Santri

Ketua PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali. (Foto: NU Online/Helmi).

Aceh Besar, NU Online 
Keberadaan santri di dayah atau pesantren bukan hanya menuntut ilmu agama saja, tetapi juga menata akhlak dan kreativitas sebagai bekal untuk terjun ke tengah-tengah masyarakat. Selain itu, santri juga harus bisa menjadi penjaga nilai-nilai kebangsaan dan pengawal NKRI.

 

Demikian pesan yang disampaikan Ketua PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali untuk para santri di seluruh penjuru nusantara, khususnya  Aceh dalam rangka menyongsong HUT ke-77 RI, sebagaimana diterima NU Online, Senin (15/8/2022)

 

Ketua MPU (Majelis Permusyawatan Ulama/MUI-red) Provinsi Aceh ini mengatakan, para santri mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengisi kemerdekaan ini dengan menjaga keutuhan NKRI, kebhinekaan dan Pancasila.

 

"Santri berkewajiban menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Apalagi para ulama dan santri mempunyai peran penting dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Ada peran santri dan ulama hingga kemerdekaan Indonesia diakui dunia. Ke depan harapan kami Indonesia lebih baik," lanjut sosok yang akrab disapa Abu Sibreh ini.

 

Salah seorang dari sembilan Majelis Masyaikh yang telah dilantik Menag Gus Yaqut itu juga menyebutkan bangsa yang maju bukan hanya ditentukan oleh sumber kekayaan materi, tapi kekayaan intelektual dan santri harus mampu mengambil bagian tersebut.

 

"Santri harus menjadi sosok yang tangguh di tengah terpaan badai kehancuran moral dengan berbagai modus dan motif. Untuk memperingati hari kemerdekaan para santri biasanya mengadakan berbagai perlombaan yang edukatif dan berdampak positif. Tentu saja cara mengisi kemerdekaan itu sesuai dengan kapasitas santri,"paparnya.

 

Santri harus manfaatkan teknologi
Menurut Abu Sibreh, peran santri di zaman digital mestinya dapat memanfaatkan teknologi dalam menyampaikan pendapat ulama untuk menjawab persoalan masyarakat. Dengan demikian menurutnya, dunia maya bisa diisi dengan konten-konten positif.

 

"Dan tentu saja, alat dakwah di masa sekarang menjelma dalam bentuk website dan media sosial. Kehadiran platform tersebut sangat membantu masyarakat untuk memperkaya khazanah keislaman. Semua kegiatan tersebut dapat terjadi secara cepat dan instan. Peluang ini santri harus mengambil perannya," pintanya

 

Pimpinan Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah Sibreh Aceh Besar ini juga berharap kehadiran santri dapat mengambil peran dari berkembangnya digitalisasi. Dengan mengangkat tema kepesantrenan, santri dapat menjadi jembatan penghubung antara masyarakat dan ulama. Menurutnya, hubungan timbal balik tersebut sesuai dengan klausa bahwa sosok terbaik di sisi Allah adalah yang paling bermanfaat untuk sesama.


"Maju atau mundurnya suatu negeri kedepannya bagaimana sosok generasi saat ini termasuk kaum sarungan, santri. Sekali lagi kepada santri istiqamahlah dan terus belajar (beut seumeubeut) sebagai bentuk mengisi kemerdekaan," pungkasnya.

 

Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor:  Aiz Luthfi