Daerah

Sukses Santri Tergantung Ridha Guru

Rab, 1 November 2017 | 09:00 WIB

Demak, NU Online
Ziarah merupakan tradisi yang sudah lama dijalankan oleh warga NU untuk menghormati leluhur dan para wali atau orang saleh yang telah mendedikasikan hidupnya untuk agama Islam. Ziarah juga merupakan salah satu tradisi yang telah berlangsung lama dilestarikan pesantren, selain tahlil, muludan, manaqiban, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk menjemput berkah dari para salaf al-shalih.

Hal tersebut dikatakan Pengasuh Pesantren Al-Badriyyah Suburan Mranggen Demak, KH Muhibbin Muhsin Alhafidz saat memimpin langsung kegiatan ziarah, Selasa (31/10).

Didampingi Nyai Hj Nadhiroh Alhafidzoh, Kiai Muhibbin mewanti-wanti agar para santri saat berziarah di makam aulia dan ulama selalu menjaga akhlak dan tata krama. 

“Salah satunya yakni ketika ber-tawassul niat dan tujuannya untuk berdoa kepada Allah SWT bukan kepada makamnya, karena hanya Allah SWT semata yang dapat mengijabah setiap doa,” ungkap Kiai Muhibbin. 

Ziarah menjadi tradisi tahunan Pesantren Al Badriyyah yang pada kali ini diikuti oleh 35 santri huffadz. Ziarah dimaksudkan selain untuk menyambut Hari Santri Nasional, juga mendoakan para kekasih (wali) Allah serta untuk diri para santri sendiri. Hal ini untuk meningkatkan ruhul jihad dalam mengaji dan mengkaji Al Quran menyambut khotmil Quran yang beberapa bulan lagi akan dilaksanakan. 

“Mudah-mudahan para santri senantiasa diberikan kekuatan untuk terus istiqomah mengaji Al-Quran dan  menebar maslahah,  memberi manfaat membantu melanjutkan perjuangan para ulama,” lanjutnya.

Destinasi wisata religi yakni makam Sunan Kalijaga (R. Said), Sunan Kudus (Ja’far Shodiq), Sunan Muria (R. Umar Said), Syeikh Arwani Amin Kudus, dan Syeikh Ahmad Mutamakkin Pati.

Melalui kegiatan ini diharapkan para santri dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta kepada para ulama, kiai, masyayikh dan aulia serta meningkatkan ukhuwah Islamiyah, memperkuat rasa kebersamaan dan kekompakan, serta meraih ridho dari guru karena kesuksesan santri tergantung pada ridha agurunya. (Ben Zabidy/Kendi Setiawan)