Daerah

Tanggung Jawab Seorang Kiai Tidak Ringan

NU Online  ·  Kamis, 12 April 2018 | 15:00 WIB

Tanggung Jawab Seorang Kiai Tidak Ringan

KH Malik Sanusi, Bondowoso

Jember, NU Online
Menjadi seorang kiai tidaklah gampang, tanggung jawabnya terhadap masyarakat juga besar. Sudah begitu, terkadang  kiai masih disalahkan. 

Hal tersebut diungkapkan muballigh asal Wringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, KH Malik Sanusi saat menyampaikan tausiyah dalam Peringatan Isra’ Mi’raj di Pesantren Nurul Huda, Dusun Bedengan Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, Rabu (11/4). 

Menurutnya, sungguh tidak ringan beban yang dipikul seorang kiai. Ia mengibaratkan kiai dengan pesantrennya sebagai bengkel yang dituntut untuk dapat memperbaiki barang yang rusak, segala merek  kendaraan dengan jenis kerusakan yang beragam dipasrahkan ke bengkel.  

“Pesantren tidak hanya mendidik pemula, tapi kadang orang kalau rusak baru dibawa ke pesantren. Kemudian kalau ada santrinya yang berperilaku tak karuan di masyarakat, kiainya kadang diseret-seret. Makanya tidak gampang menjadi kiai,” ucapnya.

Kendati demikian, kiai tetap ikhlas dan sabar dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga moral generasi penerus bangsa. Tidak hanya cukup di pesantren, santri-saninya ketika sudah terjun ke masyarakat juga masih dibimbing melalui doanya setiap malam. 

“Ya Allah, kiai betul-betul agung jiwanya,” ucapnya. 

Kiai Malik menyatakan begitu besarnya peran dan jasa seorang kiai. Boleh dikata bahwa kiailah yang menjadi paku bumi bagi tegaknya insan-insan beradab dan berakhlak mulya. Di luar itu, kiai masih melayani pengajian, memberi pencerahan akidah kepada masyarakat, dan tak jarang juga menjadi tempat pengaduan warga dari berbagai macam persoalan  sosial yang terjadi. Tanpa kiai tak bisa dibayangkan betapa terpuruknya moral anak bangsa.  

“Termasuk kiai-kiai kampung yang mengajar ngaji di desa-desa terpencil, mereka juga ikhlas luar biasa. Mariah kita doakan semoga kiai panjang umur, dan tetap istiqamah dalam membimbing masyarakat,” urainya (Aryudi Abdul Razaq/Muiz).