Pacitan, NU Online
Pacitan, Selain di kota-kota besar, gerakan melawan fenomena berita hoax terus dikampanyekan hingga ke berbagai daerah. Seperti yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAINU) Pacitan Jawa Timur yang menginisiasi kegiatan deklarasi Anti-Hoax. Ahad (29/1) di Aula kampus setempat.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan pelatihan jurnalistik bertema "Revitalisasi Gerakan Jurnalistik Muda Pacitan ” yang diikuti para pelajar, santri, mahasiswa, dan netizen NU Pacitan.
Deklarasi ditandai dengan pembacaan teks deklarasi yang berisi ajakan untuk menebarkan dakwah di media sosial yang inspiratif dan berakhlaqul karimah Ala Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. Netizen NU Pacitan kemudian membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen bersama melawan informasi palsu yang meresahkan berbagai kalangan.
Presiden BEM STAINU, Rojihan mengatakan fenomena berita Hoax harus dilawan dengan tulisan-tulisan yang inspiratif. Untuk menuju kesana, maka perlu dilakukan pelatihan penulisan sebagai salah satu usaha untuk membekali generasi muda Pacitan dengan pengetahuan dan skill di bidang jurnalistik. Kemampuan menulis, menurutnya, semakin menjadi kebutuhan penting bagi generasi saat ini.
"Kita menyadari budaya menulis di kalangan generasi muda Pacitan masih rendah. Oleh karena itu, kami berharap peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi ujung tombak dalam dunia tulis menulis, hingga bisa membentengi diri dari berita hoax" katanya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Sekretaris Umum Jaringan Alumni STAINU (JasNU), Amrudin. Menurutnya, di tengah maraknya informasi Hoax yang menyudutkan banyak kalangan, salah satunya NU, maka perlu sekali dilakukan upaya-upaya untuk membendung fenomena itu. Sebab bila ini dibiarkan, maka akan terjadi benturan yang berujung pada perpecahan.
"Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk solusi untuk menanggulangi era globalisasi yang semakin gencar, dengan adanya berita hoax yang terkesan menyudutkan, memfitnah dan bahkan berujung pada permusuhan antar umat beragama," katanya saat membuka pelatihan Jurnalistik.
Pada kesempatan itu, Kontributor NU Online wilayah Pacitan Zaenal Faizin, yang hadir menyampaikan materi jurnalistik memaparkan bagaimana langkah dan kiat-kiat khusus untuk memulai menulis. Menurutnya, pekerjaan menulis adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tinggal bagaimana menerapkan budaya literasi (baca-tulis) di kalangan generasi muda.
"Oleh karena itu, harus ada sebuah gerakan besar. Meminjam istilah dari para aktivis, harus ada gerakan yang terstruktur dan masif. Apa itu? Ya harus dibiasakan untuk membaca, berdiskusi dan menulis," jelasnya.
Dia menyebut, beberapa ruang lingkup dalam menulis, diantaranya adalah apa yang akan ditulis, adalah apa yang dipikirkan. "Semakin luas pemikiran seseorang, maka semakin variatif tulisannya," katanya.
Agar dapat mudah untuk menulis, lanjutnya, harus dibiasakan dengan seringnya membaca. "Semakin banyak yang dibaca, maka akan semakin mudah untuk kita menulis," tandasnya.
Sementara itu, Redaktur Pelaksana Majalah Aula Syaifullah Ahmad Nawawi, dihadapan 50 peserta memberikan beberapa materi, diantaranya pengenalan pers, teknik penulisan berita dan opini di Media dan pengelolaan media. (Zafa/Fathoni)