Daerah

Tanpa THR, Guru Honorer Ikhlas Mengajar

Rab, 6 Juni 2018 | 23:15 WIB

Bandung, NU Online
Bukan hanya buruh industri, PNS, prajurit TNI dan Polri serta Pensiunan juga mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan Juni ini. Hal itu merupakan kabar gembira bagi mereka beserta keluarganya.

Akan tetapi, THR bagi guru honorer hanyalah sebuah impian, bahkan tingkat kesejahteraan guru honorer masih kalah jauh dibanding dengan buruh industri. "Namun, guru masih memiliki keimanan dan keikhlasan yakni rezeki merupakan urusan Allah dan harus berkah," kata H Saepuloh, ketua Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat di Kantor PWNU Jawa Barat Jl Terusan Galunggung No 9 Bandung, Rabu (6/6).

Lebih lanjut, Saepuloh mengatakan sebagai umat Islam tentu semua yang dilakukan harus ikhlas dan mendapat ridla Alloh SWT. "Kalau melihat jumlah gaji atau honorarium tentu masih jauh dari buruh apalagi kebutuhan hidup,” tutur Saepuloh.

Sebagai  manusia biasa, lanjutnya, para guru tetap membutuhkan kesejahteraan dalam hidupnya. “Tentu sesuai dengan UU Guru dan Dosen, guru harus mendapatkan pendapatan yang layak. Pemerintah juga harus memperhatikan agar guru menerima jaminanan kesehatan dan jaminan hari tua yang baik,” tegasnya.

Saepuloh menambahkan dengan keterbatasan pendapatan yang diperoleh para guru, Pergunu Jabar berupaya membuka akses ke perguruan tinggi. “Kami mejalin kerja sama dengan Uninus sehingga guru di lingkungan Pergunu Jabar mendapatkan keringanan biaya kuliah S2 dan S3 sampai 50 persen," paparnya.

Ia menyebut fasiltas ini sangat membantu guru, sebab mereka dituntuk untuk mengembangkan wawasan dan kompetensinya melalui peningkatan kualifikasi akademik.

Pergunu Jabar juga bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan agar guru di lingkungan Pergunu bisa kuliah S1 dan S2 dengan beasiswa penuh. “Meski honorarium guru masih kecil, mereka bisa kuliah dengan program beasiswa ini sehingga pengetahuan mereka meningkat,” katanya.

Dia mendeasak agar pemerintah lebih hadir dalam memeprjuangkan kesejahteraan guru, khusunya guru swasta. “Terjadi ketimpangan yang tinggi antara guru PNS dan guru swasta. Pemprov Jabar memberikan honorarium kepada guru-guru honor yang mengajar di SMA dan SMK negeri sekitar Rp 2,7 juta/bulan, tetapi guru-guru swasta masih jauh dari standar tersebut,” ucapnya.

Menurut Saepuloh, masih banyak guru yang mendapatkan honorarium di bawah 1 juta rupiah bahkan ada yang di bawah 500  ribu rupiah per bulan. “Tentu guru juga ingin mendapatkan kepastian dan jaminan dalam penghasilan, kesehatan, maupaun jaminan hari tuanya. Ini manusiawi,” katanya. (Awis Saepuloh/Kendi Setiawan)