Daerah

'Tarik' Kembali Santri, Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Terapkan Protokol Ketat

Ahad, 5 Juli 2020 | 03:15 WIB

'Tarik' Kembali Santri, Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Terapkan Protokol Ketat

Masjid Jami Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online
Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur telah menentukan jadwal pengembalian santrinya di tengah pandemi Covid-19. Terhitung awal Juli ini tahap pertama sudah dilakukan dengan kapasitas terbatas, hanya untuk para pengurus pondok.


Selanjutnya pada tanggal 11 Juli mendatang disusul santri gelombang pertama, kemudian gelombang kedua hingga gelombang terakhir. Semua gelombang itu dijadwalkan rampung bulan ini atau selambat-lambatnya bulan depan.


Ketua Satgas Covid-19 Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Abdurrosyid mengatakan, pesantren cukup ketat menerapkan protokol kesehatan pada fase pengembalian santri. Hal ini semata untuk menjaga keamanan dan sterilisasi santri dari sebaran virus Corona, sehingga pada saat proses pembelajaran santri dimulai, situasi dan kondisi dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.


"Misalnya, santri sebelum kembali ke pondok harus isolasi dulu 14 hari di rumah dan dibuktikan surat keterangan dari orang tua bahwa sudah diisolasi," katanya menjelaskan di antara poin protokol kesehatan Pesantren Mambaul Ma'arif.


Tidak hanya itu, kewajiban santri juga memastikan bahwa kesehatannya prima. Dan yang bersangkutan dinyatakan bersih dari Covid-19 dengan cara melakukan rapid test ke rumah sakit, kemudian surat keterangannya dibawa ke pondok.


"Sebelum berangkat juga harus minta keterangan sehat hasil rapid test dari rumah sakit atau Puskesmas," imbuh Gus Rosyid di sapaan akrabnya.


Di samping itu, masing-masing santri tidak diperkenankan menggunakan kendaraan umum di saat hendak kembali ke pondok. Semua santri harus diantar orang tuanya dengan menggunakan kendaraan khusus atau kendaraan pribadinya. Pasalnya, kendaraan umum menurutnya potensi kemungkinan tertular Covid-19 lebih tinggi dibandingkan kendaraan pribadi.


"Ketika ke pondok diantar orang tua oleh kendaraan pribadi. Dan sampai pondok orang tua tidak diperkenankan turun dari kendaraan, jadi hanya santri saja yang diperbolehkan turun dari kendaraan," tuturnya.


Sesampainya di pondok, pria yang juga Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang ini mengungkapkan, pengurus pondok akan mengecek kembali kesehatan santri. Termasuk Barang-barang bawaannya akan dipilah dan disterilkan terlebih dahulu oleh pengurus pondok dengan menggunakan cairan disinfektan dan sejenisnya.


"Sampai pondok, santri harus cuci tangan. Barang-barang santri akan diambilkan Satgas Covid-19 dari mobil untuk dicek dulu, termasuk juga dicek kesehatan santri," pungkasnya.


Pewarta: Syamsul Arifin
Editor:Muhammad Faizin