Daerah

Terkait Pilkada, Ketua Muslimat NU Jember Harap Jaga Kebersamaan

Sen, 2 Maret 2020 | 04:00 WIB

Terkait Pilkada, Ketua Muslimat NU Jember Harap Jaga Kebersamaan

Ketua Muslimat NU Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Hj. Winti Isnaini (tiga dari kiri). (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online 
Sebentar lagi, Kabupaten Jember akan menggelar pemilihan kepala daerah atau Pilkada langsung. Dapat dipastikan hal ini akan menimbulkan riak di akar rumput. Namun seiring dengan kian dewasanya dalam berdemokrasi, sudah seharusnya perbedaan aspirasi dan dukungan tidak menimbulkan perpecahan.
 
Penegasan disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Jember, Jawa Timur, Nyai Emi Kusminarni di kawasan Tanggul. 
 
Menurutnya, Pilkada Jember yang dilaksanakan 23 September 2020 adalah bagian dari proses demokrasi untuk masa depan daerah (Jember), sehingga butuh partisipasi masyarakat. Walaupun demikian, ia mengimbau agar anggota Muslimat NU tetap mengedepankan kerukunan dan kebersamaan.
 
“Silakan pilih dan dukung figur yang cocok, tapi tidak boleh sampai tengkar gara-gara beda pilihan,” katanya saat hadir pada pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Tanggul, Ahad (1/3).
 
Terkait kegiatan Muslimat NU, Nyai Emi berharap agar para pengurus dan anggota Muslimat NU Tanggul dapat aktif membimbing masyarakat. Salah satunya dengan  pengajian rutin. Sebab, pengajian rutin merupakan sarana dakwah yang  cukup  efektif.
 
“Di situ bisa disampaikan arahan yang  terkait dengan NU. Selain  itu juga dapat mempererat tali silaturahim,” jelasnya.
 
Sedangkan Ketua PAC Muslimat NU Tanggul, Hj Winti Isnaini usai dilantik akan fokus memberikan tambahan keterampilan kepada pengurus dan warga sekitar, khususnya yang ujungnya bisa menguntungkan secara ekonomi. 
 
“Minimal punya kegiatan yang bernilai ekonomi,” ujarnya di lokasi pelantikan yakni halaman Masjid Nurul Huda, Dusun Curahbandan, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul.
 
Menurutnya, pelatihan keterampilan menjahit sangat pas untuk kawasan setempat, lebih-lebih di daerah pedesaan. Sebab, minat masyarakat terhadap penjahit masih tinggi. Warga masih banyak yang memilih membeli kain untuk dijahit dibanding memblei baju siap pakai.
 
“Jadi saya kita prospeknya masih cukup bagus. Kalau di daerah perkotaan, mungkin penjahit baju sudah tidak begitu laku,” terang Winti, sapaan akrabnya.
 
Untuk itu, mantan anggota DPRD Jember itu mengaku akan manjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan pelatihan keterampilan menjahit itu. Dikatakan Winti, untuk acara yang sifatnya pemberdayaan atau keterampilan, tidak sulit mencari sponsor atau mitra kerja.
 
“Kuncinya  apakah kita mau berusaha atau tidak. Kalau mitra kerja banyak,  bahkan kalau perlu kita datangkan dengan mesin jahitnya sekalian,” pungkasnya. 
 
 
Pewarta: Aryudi AR 
Editor: Ibnu Nawawi