Sukoharjo, NU Online
Seorang santri pada umumnya melakukan istikharah dalam menentukan sebuah pilihan penting dalam hidupnya, termasuk dalam menentukan potensi yang ia jalani untuk masa depan.
Jalan istikharah pun bermacam-macam, di antaranya dengan melakukan shalat, membaca Al-Qur'an, maupun amalan lainnya.
"Kalau kamu masih bingung potensi apa yang kamu miliki, maka berpeganglah pada Al-Qur'an dahulu, karena dengan hal tersebut akan membukakan pintu di mana letak potensimu," tutur Wakil Rais Syuriah Jawa Tengah KH M Dian Nafi', di Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah, Senin (20/5).
Dengan cara tersebut, lanjut Gus Dian yang juga pengasuh Pesantren Al Muayyad Windan, potensi yang dimiliki akan semakin lebih terarah. Terlebih bila hal tersebut dilakukan di bawah arahan seorang guru atau mentor.
Kegiatan yang diisi ceramah dari Gus Dian ini diikuti ratusan santri yang tergabung dalam wadah Forum Komunikasi Santri (Fokus), para pengasuh pondok pesantren, para kiai dan sesepuh se-Kartasura. Di Kartasura, organisasi ini telah berdiri sejak tahun 2016 lalu.
"Bermula pada tahun 2016, Fokus yang awalnya terdiri dari tiga pondok pesanten kini berkembang menjadi tujuh. Fokus dibentuk sebagai wadah para santri menjalin silahturahim Melalui forum ini, harapannya para santri kelak menjadi pemuda yang progresif dan mampu memberi bahkan menjadi solusi dari permasalahan agama maupun negara," papar Ahmad Arifin, ketua Fokus Kartasura.
Pada kesempatan tersebut, juga dilaksanakan prosesi pelantikan pengurus baru Fokus Kartasura dengan mengangkat tema Peran Santri dan Pemuda dalam Mengisi dan Mempertahankan NKRI sebagai Estafet Perjuangan Bangsa dengan Paham Ahlussunah wal Jamaāah Annhdliyah.
Selaras dengan tema yang diangkat, 45 santriwan-santriwati dari tujug pesantren se-Kartasura dibaiat dengan mengucapkan komitmen menjaga berlangsungnya ajaran Ahlussunah wal Jamaāah Annahdliyah. (Arindya&Ajie Najmudin/Kendi Setiawan)