Sumenep, NU Online
Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan pelatihan kewirausahan muharrik preneur di Sumenep, Jawa Timur, Ahad (30/9).
KH Pandji Taufiq selaku Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mengemukakan bahwa tugas takmir tidak semata memperbaiki barisan shalat, tapi bagaiman masjid mampu dikendalikan. "Siapa yang mampu yang menguasai masjid, itulah penguasa Sumenep," tegas Kiai Pandji, sapaan akrabnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa di Sumenep terdapat seribu lebih masjid yang tentu saja memerlukan perhatian khusus. Karena itu dirinya sepakat dengan pelatihan kewirusahaan muharrik preneur yang mengambil tema mencetak enterpreneur pemuda masjid yang mandiri, kreatif dan inovatif.
Arahan dari Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama PBNU disampaikan KH Mannan. “Kegiatan ini merupakan konsolidasi dengan pengurus NU terkait keberadaan masjid,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan masjid tidak cukup dimaknai sebagai tempat ibadah mahdlah. "Masjid bukan hanya tempat, tapi bagaimana cara mengelola sesuai keinginan jamaah," katanya.
Di samping itu keberadaan masjid yang tersebar di Tanah Air juga menjadi sarana bagi tersebarnya akidah yang benar. “Masjid juga sebagai penanaman akidah Ahlusunnah wal Jamaah dan sebagai tempat pendidikan,” urainya.
Oleh sebab itu dirinya berharap muharrik mampu menjaga keberadaan masjid yang juga sebagai tempat kaderisasi. “Sebab NU akan tetap besar jika kaderisasinya tetap berlanjut, utamanya di masjid,” jelasnya.
Pelatihan kewirausahan muharrik preneur yang berlangsung di kantor PCNU Sumenep tersebut dihadir sejumlah kiai PCNU Sumenep baik unsur syuriyah, tanfidziyah, badan otonom serta peserta muharrik masjid. (Mahrus/Ibnu Nawawi)