Tujuh Profesi Ini Potensial Jadi Lapangan Perjuangan Pelajar NU
NU Online · Ahad, 28 Agustus 2016 | 14:04 WIB
Ada tujuh bidang profesi dan karier yang paling berpengaruh dan potensial sekali baik di masa sekarang maupun masa depan untuk dijadikan sebagai jalur perjuangan dalam memberi kontribusi konstruktif untuk bangsa. Bila empat saja di antaranya dikuasai suatu kelompok, ia akan menjadi kelompok yang kuat pengaruhnya.
Demikian disampaikan Hairus Salim, salah soerang pendiri Yayasan LKiS Yogyakarta pada Konferensi Cabang XV IPNU-IPPNU Wonosobo dengan tema Optimalisasi Peran Pelajar NU yang Rahmatan lil Alamin dalam Pembangunan Bangsa di kompleks kampus UNSIQ Wonosobo, Sabtu (27/8).
Tujuh profesi itu meliputi bidang militer, CEO atau profesional, cendekiawan-akademisi, jurnalistik-media penyiaran, parpol dan ormas, LSM dan terakhir birokrat. Demi optimalnya perjuangan dalam menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi bangsa, kader IPNU perlu menguasai bidang-bidang itu.
"Jadikan IPNU sebagai wadah pengaderan pelbagai bidang profesi tersebut. Tidak cuma dididik dalam ranah partai saja karena terowongan politisi juga sempit. Kalau semuanya hanya dikader sebagai politisi malah berbahaya, tidak cuma bertengkar dengan lawan partai bahkan bertengkar sesama partai. Juga tidak cuma dididik sebagai aktivis LSM semua, tidak semua orang punya jiwa kesukarelaan," kata Salim yang juga peneliti pada Pengurus Yayasan Tikar Seni Budaya Nuasantara ini.
Menanggapi pertanyaan salah satu peserta yang kesulitan mengidentifikasi bakatnya di sisi apa, Hairus Salim mengimbau supaya kegiatan berorganisasi di IPNU dijadikan pula ajang mengenali bakat dan kelebihan masing-masing pelajar. Bahwa aktualisasi diri tiap kader dalam pelbagai kegiatannya di organisasi yang cukup beragam pasti akan mendatangkan apresiasi atau tanggapan dari rekan-rekannya baik itu bakat berbicara, menulis, diskusi, dan lain sebagainya. Maka di situlah pentingnya saling mengevaluasi sesama rekan di organisasi.
Demikian pula bagi anggota IPNU-IPPNU yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan formal sampai tingkat tinggi tidak perlu cemas dan pesimis. Sekolah formal bukan satu-satunya jalan dalam mencapai optimalisasi prestasi pribadi maupun kolektif.
Bahkan tidak sedikit pengusaha atau profesional sukses yang tidak berpendidikan tinggi. Begitu pula untuk masuk ke dalam kelompok intelektual atau ulama yang dapat mencerahkan umat tidak harus memiliki ijazah formal, yang penting kuat dalam membaca dan mencintai ilmu.
Selain Hairus Salim, tampak hadir pada pembukaan Konfrensi IPNU-IPPNU Kabupaten Wonosobo ini Bupati Wonosobo Eko Purnomo, pengurus PCNU Wonosobo serta beberapa pembina dan alumni lintas generasi IPNU-IPPNU Wonosobo. Sedikitnya 350 peserta hadir dalam konfercab berlangsung antara 27-28 Agustus ini. (M Haromain/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua