Daerah

Turun Temurun Warga Suger Puasa Lebih Awal

NU Online  ·  Ahad, 29 Juni 2014 | 05:00 WIB

Jember, NU Online
Mayoritas warga Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk Kabupatren Jember dan Warga Suger Lor, Kecamatan Maesan,  Kabupaten Bondowoso, dipastikan setiap tahun mulai berpuasa Ramadhan sehari lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah.
<>
Menurut Munir, Wakil Ketua MWCNU Kecamatan Jelbuk, kebiasaan tersebut sudah berlangsung secara turun temurun sejak lama. “Kapan mulainya, saya juga tidak tahu. Yang jelas, sejak  zaman leluhur saya, mereka mulai puasa lebih cepat dari biasanya dan lebaran lebih cepat dari biasanya,” jelasnya.

Munir menerangkan, itu tak lepas dari keberadaan pesantren “Suger” yang para pengasuhnya memulai puasa lebih cepat. Pesantren tersebut sekarang sudah beranak-pinak dan mempunyai santri yang juga beranak pinak.

Sehingga, tambah dia, ajaran tersebut juga menyebar di masyarakat. “Santri atau mantan santri (alumni) setelah pulang kampung juga berpuasa seperti gurunya,” jelas Munir.

KH. Ali Wafa, pengasuh Pesantren Mahfirud Dhurar (salah satu pesantren Suger) mengatakan bahwa pihaknya mempunyai hitungan sendiri dalam menetapkan awal dan akhir bulan Ramadhan.

Kiai Ali menolak disebut mengikuti Muhammadiyah, tidak juga mengikuti NU maupun pemerintah. “Kalau kebetulan sama dengan Muhammadiyah, itu kebetulan saja.  Kami punya dasar perhitungan sendiri,” jelasnya kepada NU Onilne di kediamannya, Jumat (27/6). (aryudi a razaq/abdullah alawi)