Daerah

UIN Raden Mas Said Surakarta Kuatkan Moderasi Beragama Melalui PBAK Virtual

Ahad, 22 Agustus 2021 | 07:30 WIB

UIN Raden Mas Said Surakarta Kuatkan Moderasi Beragama Melalui PBAK Virtual

Warekt I UIN Raden Mas Said (RMS) Surakarta, Imam Makruf saat mengisi PBAK virtual. (Foto: Tangkapan layar YouTube UIN Surakarta)

Surakarta, NU Online
Dewasa ini, rasanya sudah tidak ada mahasiswa atau generasi muda yang tidak pandai menggunakan teknologi seperti media sosial. Teknologi semestinya digunakan untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat seperti penguatan moderasi beragama.


Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said (RMS) Surakarta, Imam Makruf, dalam sambutannya menutup rangkaian Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) secara virtual, Sabtu (21/8).


“Salah satu pemanfaatan teknologi seperti rangkaian PBAK ini,” tambah Dosen Fakultas Adab dan Bahasa ini dalam PBAK bertema Penguatan Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam Bingkai Keragaman Indonesia.


Ketua Pelaksana Farizal Choiru Rohim saat dihubungi NU Online mengatakan, rangkaian acara yang mengusung tema tentang Moderasi Beragama ini diselenggarakan selama empat hari, sejak 18 hingga 21 Agustus 2021. 


Selama empat hari itu, lanjut dia, terdapat beberapa rangkaian dalam PBAK ini. “Ada kampanye 5000 poster anti korupsi dan kekerasan di hari kedua, serta gerakan tweet serentak berisi ajakan doa bersama untuk Indonesia,” jelasnya. 


Saat ditanya perihal pemilihan tema, Fahrizal mengatakan hal tersebut berlandaskan pada banyaknya kasus intoleran dan sikap kurang bersahabat atas keragaman Indonesia. 


“Kami berharap, PBAK dapat menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada mahasiswa baru melalui rangkaian dan materi yang telah kami siapkan,” jelas Fahrizal, Ahad (22/8).


Tujuan tersebut mendapat apresiasinya dan dukungan baik dari para narasumber, tak terkecuali narasumber materi Keindonesiaan KH Ahmad Muwafiq. 


“Dengan upaya dan dorongan sistem yang kuat, gerakan-gerakan yang bertujuan merusak keutuhan NKRI pasti akan hancur,” tambah Gus Muwafiq, sapaan akrabnya.


Tak hanya itu, urgensi dari penanaman nilai moderasi juga mendapat dukungan dari narasumber materi Keislaman, Habib Husein Jafar al-Hadar (Direktur Cultural Islamic Academy Jakarta). 


“Moderasi itulah yang menjaga Indonesia tetap utuh hingga kini. Tanpa moderasi, kita memiliki perbedaan yang sangat besar,” kata Habib Husein. 


Doa untuk Indonesia
Menyoal pandemi yang tak kunjung usai, serta berharap mahasiswa baru dapat belajar dan menebar manfaat untuk orang banyak, tak lupa digelar doa bersama untuk bangsa Indonesia. 


Ketua MUI Kabupaten Sukoharjo KH Abdullah Faisol berharap Raden Mas Said Muda, sapaan untuk mahasiswa baru UIN RMS, selalu diberikan keselamatan, perlindungan, kelancaran. “Serta dibukakan mata hatinya untuk menerima pelajaran agar menjadi orang yang sukses di masa depan,” tambahnya.


Tak hanya itu, rangkaian doa bersama tersebut juga disertai gerakan tweet bersama mengajak masyarakat Indonesia untuk turut berdoa. 


Pantauan NU Online, gerakan tersebut berhasil membawa hashtag #RMSAIDMUDAUNTUKBANGSA bertengger di deretan trending pada 20 Agustus lalu.


Kontributor: Nila Zuhriah
Editor: Musthofa Asrori