Daerah

UNU NTB Ngaji Ihyaulumuddin bareng Gus Ulil

Jum, 26 Juli 2019 | 13:10 WIB

UNU NTB Ngaji Ihyaulumuddin bareng Gus Ulil

Ulil Abshar Abdalla di UNU Mataram, NTB

Mataram, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama tokoh muda NU Ulil Abshar Abdalla ngaji kitab Ihyaulimuddin karya Imam Al-Ghazali di Halaman Aula UNU NTB Jln Pendidikan Nomor 6 Kota Mataram, Kamis (25/7) malam.
 
"Ini agenda sunah saya mengunjungi Lombok NTB, karena acara inti saya tadi pagi sudah lewat bersama Ikadin kota Mataram. Bisa di bilang ini tambahan," sebutnya.
 
Dia juga menyampaikan bahwa kajian kitab Ihyaulimuddin ini di kaji secara berlanjut dari bab ke bab dan halaman ke halaman. Arti tidak di sampaikan sesuai wilayah dan atau ruang dan waktu. Karena kajian juga bisa di akses secara live melalui Facebook Ulil Abshar Abdalla.
 
"Meski saya malam hari ini hadir di Lombok, NTB, materi kajian saya melanjutkan kajian Ihyaulimuddin yang rutin saya lakukan live via facebook," kata menantu Gus Mus ini.
 
Gus Ulil menyebutkan, tiga hal modal hidup itu yakni memiliki guru spiritual, berteman yang bisa saling nasehati, dan mandiri secara prinsip pribadi. Lebih jauh Gus Ulil banyak menyampaikan Seputar Sifat ulama tasawuf, ulama sufi dalam kehidupan sehari hari dan dalam perspektif Ihyaulimuddin. 
 
Kegiatan ini di pandu Ketua LTNNU NTB Suaeb Qury. Dirinya menjelaskan singkat bahwa warga Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat sangat gembira dikunjungi oleh Gus Ulil yang dinilainya memiliki wawasan keilmuan yang tidak diragukan lagi. 
"Kita sangat senang dan bangga bisa didatangi oleh Guru Muda di NU ini yakni Gus Ulil," kata Qury sapaan akrabnya.
 
Sebelumnya di acara Ikadin Kota Mataram, Gus Ulil menjelaskan tentang kebesadaan khilafah. Menurutnya, khilafah secara garis besar ada tiga jenis yakni khilafah politik, khilafah keagamaan, dan khilafah rohani. Namun dalam Islam yang dominan adalah khilafah politik atau yang diistilahkan khilafah sia-sia.
 
"Dalam Islam yang dominan khilafah sia-sia atau khilafah politik. Khilafah sia-sia berlangsung lama dimulai wafatnya Rasulullah sampai hancurnya khilafah di Turki," ucapnya.
 
Dikatakan, perubahan karakter khilafah zaman dahulu saat Muawiyah bin Abu Sofyan mendeklarasikan khilafah menimbulkan protes, terutama di Madinah dan Makkah. "Kemudian muncul perang besar, korbanya tragis sekitar 700 penghapal Al-qur'an sahabat nabi tewas dibunuh," jelasnya.
 
Tampak hadir sejumlah toko muda NU mulai dari Sekretaris Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) NTB Akhdiansah, tokoh perempuan NTB Nurjanah, perwakilan Nahdlatul Wathan (NW) Syamsul Anwar dan sekitar 50 an aktivis mahasiswa UNU, ketua PMII Mataram Herman Jayadi, dan pengunjung lainnya. (Hadi/Muiz)