Daerah

Usir Kebencian, Gusdurian Cirebon Gelar Pelatihan Medsos

Ahad, 15 Desember 2019 | 12:30 WIB

Usir Kebencian, Gusdurian Cirebon Gelar Pelatihan Medsos

Pelatihan Media Sosial (PMS) untuk penggerak keberagaman di Rumah Joglo Komplek Fahmina Institute, Sabtu (14/12) (Foto: NU Online/Adrian Fauzi Rahman)

Cirebon, NU Online
Masih maraknya kasus kebencian dan diskriminasi di media sosial melatari Gusdurian Cirebon menggelar Pelatihan Media Sosial (PMS) untuk penggerak keberagaman. Pelatihan bertempat di Rumah Joglo Komplek Fahmina Institute, bertema Mengusir Benci di Media Sosial, Sabtu (14/12).
 
Komunitas Gusdurian Cirebon menggelar pelatihan ini sebagai bentuk respons dan keprihatinan terhadap maraknya kasus kebencian dan diskriminasi di media sosial.
 
Tegar Tri Pamungkas, ketua pelaksana mengatakan, kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas penggerak Gusdurian agar
mampu memanfaatkan akun media sosial sebagai media kampanye gagasan. Kemudian, mendorong penggerak komunitas Gusdurian untuk menggunakan media sosial sebagai media kampanye gagasan, dan menyusun agenda kampanye gagasan di media sosial.
 
"Pelatihan ini selain dari rangkain RTL KPG dan Road to Haul Gus Dur yang ke-10 juga merupakan kegiatan untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas penggerak. Namun pelatihan ini pesertanya bukan hanya alumni KPG dan penggerak gusdurian cirebon saja, melainkan ada penggerak keberagaman dari beberapa komunitas lokal di Cirebon," ujarnya.
 
Sarjoko Wahid yang menjadi narasumber pelatihan ini juga mengatakan bahwa media sosial saat ini menjadi salah satu ruang pertarungan bagi penggerak keberagaman, terutama penggerak komunitas gusdurian di berbagai kota.
 
"Di tengah pertarungan yang terjadi di media sosial dengan maraknya berbagai kasus kebencian dan diskriminasi, penggerak KGD juga menghadapi sejumlah tantangan seperti belum teroptimalisasinya akun pribadi sebagai media kampanye gagasan," tegasnya.
 
Dalam pelatihan itu, Sarjoko menyampaikan masalah yang dihadapi oleh penggerak keberagaman saat ini. Di antaranya belum adanya kepedulian (awareness) terhadap isu-isu yang berkembang di media sosial, belum adanya skill untuk membuat konten untuk menyebar gagasan, hingga kurangnya pengetahuan mengenai gerakan media sosial secara umum membuat gerakan penyebaran gagasan di media sosial terhambat. 
 
Selain itu, ia pun memberikan pemahaman kepada peserta mengenai teknik pemberdayaan media sosial melalui CPNS yaitu content, produksi, network, dan subscribe perspektif 9 Nilai Utama Gus Dur (NUGD).

Out put dari pelatihan ini diharapkan peserta memiliki kemampuan dasar mengenai pemanfaatan media sosial sebagai media kampanye gagasan, peserta menggunakan media sosial sebagai media kampanye gagasan
dan memiliki agenda kampanye gagasan di media sosial.
 
Pelatihan ini diakhiri dengan sesi praktik membuat konten dan kampanye di media sosial serta berfoto bersama di Halaman Depan Rumah Joglo.
 
Kontributor: Adrian Fauzi Rahman
Editor: Kendi Setiawan