Daerah

Ustadz Yusuf Suharto Jelaskan Salaf sebagai Periode Emas

Jum, 9 Juli 2021 | 04:30 WIB

Ustadz Yusuf Suharto Jelaskan Salaf sebagai Periode Emas

"Imam Abul Hasan itu adalah Rais atau pimpinan Ahlussunnah wal Jamaah pada masanya," kata Ustadz Yusuf Suharto. (Foto: dok istimewa)

Jombang, NU Online

Imam Abul Hasan al Asy'ari itu bukan pendiri Ahlussunnah wal Jamaah. Karena hakikatnya Ahlussunnah wal Jamaah itu adalah pemahaman dan pengalaman Islam yang murni, sebagaimana pemahaman Rasulullah yang membersamai para sahabat.

 

Penulis buku Khazanah Aswaja, Ustadz Yusuf Suharto menyampaikan hal itu saat mengisi kajian Aswaja di Asrama Sunan Ampel Putra. Pada kesempatan itu Yusuf membahas sejarah Ahlussunnah wal Jamaah, dengan memakai metode tanya jawab, setelah diantar dalam mukadimah yang singkat. 

 

"Imam Abul Hasan itu adalah Rais atau pimpinan Ahlussunnah wal Jamaah pada masanya. Sebagaimana Imam Syafii juga imam Ahlussunnah wal Jamaah pada masanya, begitu juga ulama yang lain," lanjut Ustadz Yusuf Suharto sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Kamis (8/7).

 

Ustadz Yusuf Suharto menjelaskan, Imam Abul Hasan al Asyari sebenarnya bukan mendirikan mazhab baru, karena sesungguhnya beliau itu posisinya meneruskan pokok-pokok akidah yang diwarisi dari era salaf.

 

"Era Rasulullah bersama komunitas sahabat dalam sekitar seratus tahun pertama. Era tabiin dalam sekitar seratus tahun kedua, dan era tabiut tabiin dalam sekitar seratus tahun ketiga. Tiga era atau abad ini oleh Rasulullah disebut sebagai khairul qurun, sebaik-baik abad. Inilah periode salaf yang shaleh," jelas anggota Tim Peneliti Aswaja NU Center Jawa Timur itu.

 

Dikatakan, NU itu adalah organisasi yang berfaham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), yang didirikan jaringan para ulama pesantren. Para santri tidak hanya bertugas mengaji dan mengkaji Aswaja, tapi juga menyebarluaskannya. Paham Ahlussunnah wal Jamaah adalah paham yang moderat, dan bersikap toleran, dan tidak mudah mengkafirkan. Paham ini seperti wasit, penengah berbagai aliran. 

 

"Agar aliran yang aneh-aneh itu bisa diminimalisasi maka para pemimpin Ahlussunnah wal Jama'ah perlu proaktif memberikan pencerahan kepada masyarakat, dan bahkan mendatangi pengikut aliran yang menyimpang itu, mengajaknya diskusi. Inilah yang dilakukan oleh Abdullah ibn Abbas, dan Imam Abul Hasan Al-Asy'ari," bebernya.

 

Kajian Aswaja melengkapi empat tema yakni Ruqyah Aswaja, Kewirausahaan (Entrepreneurship), dan Pendidikan Karakter. Kajian diadakan pada 3-8 Juli 2021. Sebelumnya Sunan Ampel Putri menggelar kajian Literasi Digital dan Pengajian Kitab Kuning. Asrama Sunan Ampel Putra diasuh KH Imam Haramain dan KH A Wazir Ali. Pada kajian Sunan Ampel Putra juga tergabung santri dari Asrama Sunan Bonang di bawah asuhan Gus Jauharul Afif.

 

Para pemateri dan jadwal pada kajian tersebut yakni, Sabtu, 3 Juli 2021 Kajian Entrepreneur oleh 
Ahmad Zainuddin (Ketua LAZISNU Jombang). Kemudian pada Senin, 5 Juli disampaikan kajian Pendidikan Karakter oleh Yusuf Mauludin, seorang trainer dan penulis buku Asyiknya Belajar Kepemimpinan dan buku Terima Kasih Covid-19:Raga Kami Berjarak, tetapi Tulisan Kami Menyatu.

 

Kemudian pada Selasa, 6 Juli oleh Ahmad Marzuki Abda'u, Ketua Perkumpulan Praktisi Ruqyah JRA Jombang membawakan Ruqyah Aswaja. Pada setiap sesi, para santri yang memadati Aula asrama setempat ini demikian antusias. Banyak pertanyaan yang diajukan. Para santri juga terlihat masing-masing membawa buku catatan. 

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori