Daerah WASPADAI AJARAN BARU

Warga NU Diminta Jaga Kerukunan

NU Online  ·  Selasa, 21 November 2006 | 08:06 WIB

Bondowoso, NU Onlin
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bondowoso menggelar acara halal bi halal yang dilanjutkan dengan bahtsul masail membahas berbagai persoalan waqi’iyah di masyarakat. Acara tersebut bertempat di Pondok Pesantren Mambaul Ulum, pimpinan KH Syalwa Arifin yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati, Desa Tangsil, Wetan, Kecamatan Wonosari.

Acara tersebut berlangsung meriah. Sejumlah tokoh NU hadir dalam acara tersebut, semisal KH Khotib Umar (Pengasuh PP Raudatul Ulum, Jember), KH Miftahul Akhyar (Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur), jajaran PCNU Bondowoso mulai dari tingkat ranting juga tampak hadir. Bahkan, beberapa anggota DPRD dari PKB hadir dalam acara tersebut.

<>

Dalam sambutannya, KH Abdul Qadir Syam selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Bondowoso mengingatkan warna NU untuk berhati-hati terhadap ajaran ataupun aliran baru yang mengatasnamakan Islam yang kini banyak berkembang di beberapa kota besar bahkan di pelosok desa. Sebab, ajaran tersebut dinilai ada yang menyimpang dari koridor ajaran rasul walaupun terkadang mereka tampak seperti sangat mencintai rasul.

Ia mencontohkan aliran IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia, senafas dengan Syiah) yang kini secara terang-terangan berkembang di Bondowoso. “Sekarang ini seharusnya lebih meningkatkan konsolidasi organisasi untuk menangkis segala bentuk rongrongan yang akan mengganggu ajaran ahlussunah wal jamaah ala NU,” terangnya.

KH Khotib Umar yang menjadi penceramah pertama lebih mengingatkan warga NU untuk menjaga kerukunan antar umat serta meningkatkan ukhuwah dalam rangka meningkatkan persaudaraan. Menurut Kiai Khotib dalam aspirasi politik warga NU memang tidak bisa disatukan, namun hal itu diharapkan tidak menjadi alasan untuk berpecah belah.

“Kita seharusnya menghormati jika warga NU memilih pada aspirasi politik yang berbeda, karena hal itu adalah keyakinan dan pilihan sadar,” katanya.

Sementara KH Miftahul Ahyar yang menjadi penceramah dalam acara tersebut mengungkapkan banyaknya temuan terhadap perubahan kita-kitab salaf yang sengaja dicetak ulang oleh orang non-NU dengan tujuan memasukkan berbagai macam misi yang tentunya sangat melenceng dari ajaran ahlussunah waljamaah.

Untuk itu, dirinya sudah mencetak buku yang mengungkap secara tegas dan lugas temuan-temuan tersebut dalam rangka menjawa berbagai tantangan dan persoalan yang sesuai dengan ajaran rasul.

“Saya sebenarnya sangat prihatin karena saat ini warga NU banyak yang terlena dan tertidur sehingga banyak tertingga di mana-mana baik dalam bidang sains, budaya, perkembangan opini yang sangat mempengaruhi dunia,” ujarnya. (har)