Daerah TRADISI SHAFAR

Warga Pengging Gelar Sebaran Apem Keong Mas

Sen, 30 Desember 2013 | 22:38 WIB

Boyolali, NU Online
Di setiap bulan shafar atau sapar, masyarakat Pengging Boyolali Jawa Tengah menggelar tradisi Sebaran Apem Keong Mas, yang dihelat di kompleks Masjid Cipto Mulyo dan Pasar Pengging, Seperti yang terlhat pada, Jumat (27/12), ribuan orang dari yang datang dari berbagai daerah, berebut untuk mendapatkan apem.<>

Tradisi ini, konon berhubungan dengan kisah di zaman pujangga kraton Yosodipuro I, kala itu masyarakat mengeluhkan serangan hama keong mas dan tikus yang mengakibatkan gagal panen. Oleh Yosodipuro, petani diminta untuk memasak hama keong mas dengan cara dikukus dan dibungkus dengan janur. Sejak saat itu, hama keong mas menghilang dan petani kembali bisa menikmati panen.

Salah satu panitia yang ditemui NU Online, Timboel mengatakan, penyelenggaraan Sebaran Apem Keong Mas ini, baru digelar secara meriah sejak 8 tahun yang lalu. “Acara Saparan Pengging ini baru dimulai sekitar tahun 2005 lalu,” terangnya.

Dijelaskan oleh Timboel tentang prosesi acaranya. Apem-apem kecil, yang semalam sebelumnya telah didoakan di Makam Yosodipuro, kemudian esok harinya apem-apem tersebut diletakkan dalam  dua gunungan untuk dikirab mulai dari Kantor Kecamatan Banyudono menuju Masjid Cipto Mulyo dan Pasar.

Dan acara sebaran pun dimulai, para petugas dari atas panggung mengambil apem-apem dari gunungan untuk disebarkan ke warga, dengan cara dilempar. Tak pelak, ribuan warga yang berkumpul di bawah panggung pun saling berebut untuk mendapatkan apem.

Wakil Bupati Boyolali, Agus Purmanto, menerangkan inti dari tradisi ini adalah kebersamaan untuk bersama-sama berkumpul. “Dimana saat itu, Yosodipura menggunakan tradisi sebaran apem kukus keong mas untuk berdakwah, agar masyarakat bisa hidup damai,” terangnya. (Ajie Najmuddin/Anam)