Daerah

Yayasan Shuffah Dukung Pelaksanaan Sanlat di Waykanan

NU Online  ·  Sabtu, 9 Mei 2015 | 12:10 WIB

Waykanan, NU Online
Yayasan Shuffah Blambangan Umpu mendukung pelaksanaan Pesantren Kilat (Sanlat) atau Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) bagi pelajar SMA sederajat di Provinsi Lampung.
<>
"Kami mengapresiasi dukungan luar biasa yang diberikan oleh Yayasan Shuffah Blambangan Umpu sehingga program utama Yayasan Mata Air bisa berjalan di sini," ujar Gatot Arifianto yang ditunjuk menjadi Manajer BPUN Waykanan oleh Direktur Pendidikan dan Pelatihan Mata Air Foundation Abdurrahman S. Fauzi melalui Surat Keputusan No : 038/SK-BPUN/MA/III/15 Tentang Pengangkatan Manajer Kota Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) Mata Air 2015, di Blambangan Umpu, Sabtu (9/5).

BPUN merupakan program utama Yayasan Mata Air. Program tersebut memiliki tujuan mengantarkan sebanyak-banyaknya pelajar untuk melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan program studi beragam, seperti Kedokteran, Teknik, Ekonomi, Psikologi, Hubungan Internasional, Pertanian, dan lain-lain.

Sanlat atau BPUN baru berjalan pertama kali ini di Waykanan. Karenanya tidak menarget yang muluk-muluk. “Namun kami akan berupaya, mendorong, memotivasi para peserta BPUN atau Sanlat di Waykanan ini memiliki keyakinan bahwa mereka adalah generasi bangsa luar biasa sehingga bisa masuk PTN dengan usaha dan belajar sungguh-sungguh," ujar Gatot lagi.

Alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) itu lalu mengutip sepenggal sajak WS Rendra. "Perjuangan ialah pelaksanaan kata-kata. Sebagus apapun program tidak akan bermakna jika hanya dibiarkan menjadi teks dan wacana, karena itu, program terkait perubahan apalagi memiliki maslahat harus dijalankan.”

Sanlat atau BPUN, bagi dia, memiliki relevansi dengan keyakinan Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Berapapun besar biayanya dan risikonya, NU akan membela keutuhan NKRI. “Tapi bagaimana mau melakukan itu jika tidak mumpuni? Saya pribadi berpikir BPUN ialah penegasan, salah satu upaya mengimplementasikan pemikiran Gus Dur," ujar aktivis Gusdurian di Lampung itu pula.

Pelaksanaan Sanlat atau BPUN di Waykanan diawali dengan belajar mandiri, mulai 9 hingga 17 Mei. Dua minggu selanjutnya ialah karantina di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran jalan Jenderal Sudirman km 5 Blambangan Umpu, Waykanan, Lampung mulai 18 sampai 30 Mei 2015.

Ketua PC GP Ansor Waykanan tersebut, batu yang diasah dengan gerinda akan menjadi lebih bernilai dibandingkan dengan batu berbentuk bahan. “Proses itu sakit. Proses itu butuh waktu. Proses itu adalah keberanian untuk menjadi lebih bernilai,” ujarnya kepada peserta BPUN terpilih yang hari ini menerima modul dari panitia untuk dipelajari secara mandiri.

Untuk diketahui, Yayasan Shuffah Blambangan Umpu merupakan lembaga berbadan hukum, memiliki tujuan utama mendirikan Panti Asuhan Mandiri untuk memutus siklus kemiskinan dan keterbelakangan dengan melaksanakan kegiatan pengembangan profesi bagi individu, anak-anak yatim piatu.

Harapannya, saat purna belajar nantinya, anak-anak Panti Asuhan Mandiri memiliki empat bekal, yakni pendidikan formal, agama, keterampilan serta modal supaya ke depan mereka mampu menjadi lokomotif pembangunan diri dan bangsa ini.

"Bantuan diberikan Yayasan Shuffah memberi energi bagi berjalannya program ini," papar Gatot.

Dukungan lain berjalannya kegiatan ini juga diberikan oleh sejumlah pengajar di Waykanan yang siap berpartisipasi menjadi tutor. Selain itu, Ketua TP PKK Dr Rina Marlina juga mendukung dan intens mendiskusikan dari awal terselenggarannya Sanlat atau BPUN di Waykanan.

"Kami sampaikan hormat kepada semua pihak yang memberikan energi, keringat, semangat, hingga pemikiran bagi terselenggaranya BPUN di Waykanan. Kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang meyakini pentingnya pelaksanaan BPUN bagi generasi bangsa dengan dukungan atau bantuan diberikan. Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil, Ni'mal Maula Wa Ni'man Nashir," demikian Gatot Arifianto. (Red: Abdullah Alawi)