Membangun Kemandirian Santri
Sejak awal pesantren hadir sebagai pendidikan alternatif, pertama sebagai alternatif dari pendidikan feodal yang hanya menerima kerabat kraton dan kaum ningrat, kedua sebagai alternatif pendidikan Belanda yang diskriminatif yang hanya menerima kalangan priyayi, dan ketiga sebagai alternatif pendidikan mahal, maka pesantren menyelenggarakan pendidikan untuk semua kalangan, kalangan ningrat, kalangan priyayi dan kalangan rakyat jelaata, sehingga pendidikan pesantren pada masa awal, bisa diakses oleh semua kalangan.
Sikap semacam itu tidak tumbuh begitu, saja, tetapi memang pesantren hadir untuk membebaskan masyarakat dari berbagai ketidakadilan, dan bagi pesantren ilmu bukan sebagai komoditi melainkan khazanah yang harus disebarluaskan. Dengan dasar itulah pesantren dikembangkan. Menghadapi system yang tidak adil itu, pesantren perlu menghadapi dengan konsisten, karena itu diperlukan kemandirian baik secara politik maupun secara ekonomi.
Senin, 20 Oktober 2003 | 13:32 WIB