Fragmen

KH Hasyim Adnan: Orator Ulung dan Aktivis Dakwah (5)

Rab, 12 Februari 2020 | 23:00 WIB

KH Hasyim Adnan: Orator Ulung dan Aktivis Dakwah (5)

KH Hasyim Adnan sedang berceramah pada peringatan hari besar Islam, 1981. (Foto: koleksi keluarga)

Sahabat Dekat, KH Syukron Ma`mun
KH Hasyim Adnan (1939-1988 M) memiliki seorang sahabat dekat, yaitu KH Syukron Ma'mun, BA, ulama dan mubaligh kondang asal Madura serta pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta.

Kedekatan keduanya dapat dimaklumi karena keduanya sama-sama pernah mondok dan tinggal di Jawa Timur. Selain itu, keduanya juga aktif di PBNU. Ketika KH Syukron Ma`mun menjadi Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Hasyim Adnan turut mendampinginya sebagai pengurus LD PBNU.
 
 
Keduanya saling medukung dan membantu dalam dakwah. KH Syukron Ma`mun sering menasihati Kiai Hasyim untuk terus mengembangkan lembaga dakwah dan kampusnya.

KH Hasyim Adnan menaruh hormat kepada KH Syukron Ma`mun dan mendukung perjuangan Kiai Syukron dalam mengembangkan Pondok Pesantren Daarul Rahman. Salah satunya dengan memasukkan anak-anaknya untuk menjadi santri di Pondok Pesantren Daarul Rahman.
 

KH Syukron Ma`mun sangat peduli dengan KH Hasyim Adnan. Ketika KH Hasyim Adnan mengalami lumpuh separuh badan dan ditambah dengan penyakit leukemia (kanker darah), Kiai Syukron menyiapkan satu tempat tinggal untuk Kiai Hasyim di Pondok Pesantren Daarul Rahman yang berada di Leuwiliang, Bogor jika sewaktu-waktu mau beristirahat. Padahal, tempat tinggal tersebut baru dibangun KH Syukron Ma`mun untuk keperluan pondok pesantren.
 
Bukan hanya tempat tinggal, semua perabotan, seperti lemari, disiapkan yang terbaik dan terbagus untuk Kiai Hasyim Adnan. Bahkan ada perabotan yang didatangkan langsung dari Jepara, Jawa Tengah.
 

Kiai Hasyim Adnan juga peduli dengan kesehatan Kiai Syukron Ma`mun. Dia menganggap penyakit leukemia yang dideritanya diakibatkan juga oleh asap rokok. Dia sendiri adalah perokok, termasuk Kiai Syukron Ma`mun. Kepada sahabatnya (Kiai Syukron Ma`mun), Kiai Hasyim berpesan dengan keras agar berhenti merokok. Cukup dia saja yang terkena leukemia akibat banyak merokok.

Selamat Jalan KH Hasyim Adnan, Perjuanganmu Kami Teruskan!
Dakwah Kiai Hasyim Adnan bukan hanya di Jakarta, Pulau Jawa, dan di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, dan di Singapura. Saat berdakwah di Negara Singapura pada tahun 1977, Kiai Hasyim Adnan terkena stroke. Dia mengalami lumpuh sebelah kiri dari tangan sampai kaki.
 
 
Mulai saat itu kesehatannya pelan-pelan menurun. Namun demikian, dia tidak berhenti untuk terus berdakwah. Dengan kondisi lumpuh sebelah, Kiai Hasyim Adnan tetap berdakwah di berbagai tempat dan kesempatan. Masya Allah, luar biasa sekali semangatnya yang menjadi teladan bagi kita semua.

Namun, selain lumpuh sebelah, dia juga mengidap penyakit leukemia atau kanker darah. Dia mengira penyebab dirinya terkena leukemia karena radiasi nuklir atau kebiasaannya merokok. Perkiraan dia terkena radiasi nuklir karena dia pernah berkunjung ke salah satu reaktor nuklir yang ada di Indonesia, walau perkiraan ini perlu diverifikasi kembali kebenarannya. Karenanya, dia berpesan kepada putrinya, Aida Makbulah, agar turut serta dalam mencegah pengadaan nuklir di Indonesia untuk alasan apapun.
 

Pada tanggal 6 Maret 1988, Kiai Hasyim Adnan meninggalkan kita, meninggalkan dunia ini untuk meneruskan kehidupannya di alam kubur dalam limpahan kasih sayang-Nya. Dia meninggal di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat karena penyakit leukemia.

Ketika tiba di kediamannya, jenazah Kiai Hasyim Adnan kemudian dishalatkan dengan imam Kiai Syukron Ma`mun. Begitu banyak orang yang hadir untuk menshalatkan jenazahnya dan untuk mengiringinya, tumpah ruah sampai ke ujung jalan. Saat jenazah dimasukkan ke mobil ambulan untuk dibawa ke pemakaman di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, mesin mobil ambulan dimatikan. Para pengantar jenazahlah yang mendorong mobil ambulan tersebut dalam keadaaan mati mesin dari kediaman almarhum di Jalan Kayu Manis Barat No. 99, Jakarta Timur sampai TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Itulah cara para pengantar jenazah yang notabene orang-orang yang mengenal sosok almarhum memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum, sosok ustadz, alim ulama yang mereka cintai.  Selamat jalan KH Hasyim Adnan, Perjuanganmu kami teruskan! (selesai...)
 

Ustadz Rakhmad Zailani Kiki, Sekretaris RMINU DKI Jakarta. Ia juga peneliti pada Jakarta Islamic Centre. Kini ia diamanahi sebagai Sekretaris Aswaja Center PBNU.