Fragmen

Muslimat NU Purwakarta, Subang, dan Karawang Berdiri dan Bergerak Sejak 1936

Jum, 19 Januari 2024 | 12:00 WIB

Muslimat NU Purwakarta, Subang, dan Karawang Berdiri dan Bergerak Sejak 1936

Sejumlah pengurus PP Muslimat NU pada Kongres Ke-8 di Solo, Jawa Tengah tahun 1962. (Foto: Buku 50 Tahun Muslimat NU Berkhidmat untuk Agama, Negara & Bangsa)

Sejak Muktamar ke-13 NU di Menes, Pandeglang (Banten) 1938, para kiai NU merestui partisipasi kalangan perempuan di dalam perkumpulannya. Restu itu dalam bentuk pengaturan awal, yaitu kaum perempuan boleh membentuk perkumpulan dengan kepengurusan tersendiri dengan nama seragam yaitu Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM). Selain itu, NOM boleh merekrut anggota dan membentuk ranting. 


Meski demikian, dalam pengaturan awal tersebut, NOM belum resmi berstatus sebagai badan otonom NU, berbeda dengan Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) atau sekarang disebut Gerakan Pemuda Ansor yang resmi berdiri dan dinyatakan sebagai badan otonom NU pada 1934. Baru setelah Indonesia merdeka, NOM resmi berdiri pada 1946 pada muktamar ke-16 di Purwokerto. 


Pada medio 1936-1945, meski NOM belum resmi berdiri, tapi tak menyurutkan kaum ibu NU untuk bergerak. Belum resmi menjadi bagian dari NU bukan berarti tinggal dim. Di tengah keterbatasan-keterbatasan, mereka menyempatkan diri menumbuhkembangkan perkumpulannya. 


Sulit dibayangkan pada situasi kolonial Belanda, kaum ibu berjibaku dengan kesibukan menjadi istri dan mengasuh anak-anaknya, dengan kesulitan biaya, transportasi, alat komunikasi, penuh dengan batasan-batasan norma, mereka masih bisa tetap menanamkan jejak perkumpulannya untuk generasi mendatang. 


Berdasarkan berita di koran dan majalah pada masa itu, NOM membentuk beberapa cabang, kemudian merekrut anggota dan membentuk ranting. Di Jawa Barat misalnya, hal seperti itu dilaksanakan NOM Purwakarta (mencakup Karawang dan Subang saat ini). 


Muslimat NU Purwakarta tampaknya terbentuk sekitar 4 tahun setelah induknya, NU Cabang Purwakarta berdiri. Berdasarkan koran Pemandangan: 


Nahdlatoel Oelama Moeslimat (N.O. Bagian Istri) Tjabang Poerwakarta jang berkedoedoekan di Soebang, jang baroe-baroe ini mengadakan lustrumnja berdiri 5 tahoen, ternjata hidoep dengan soeboer, dapat mengibarkan sajapnja lain-lain daerah di reg. Krawang. 


Berdasarkan berita tersebut yang bertitimangsa 1941, Muslimat Purwakarta memperingati lima tahun berdiri. Artinya, Muslimat di daerah tersebut berdiri 1936. Sementara cabang NU-nya, berdasarkan Swara Nahdlatoel Oelama berdiri 1932. 


Lanjutan koran Pemandangan tersebut adalah demikian: 

Kring-kringnja jang berdiri di Soebang, Soekamandi, Djatiragas dan Krasak. Maka sekarang diikoeti oleh Kring-kring baroe Tjilamaja, Poerwakarta hampir siap, demikian menjoesoel Krawang dan Plered sedang di dalam persiapan. 


Berdasarkan berita itu, bisa diketahui, Muslimat NU Purwakarta Subang melakukan pembentukan ranting-ranting di Regenschap Kabupaten Karawang. Dari berita itu juga dapat diketahui beberapa ranting yang telah dibentuk yaitu Subang, Sukamandi, Jatiragas dan Krasak (Karawang). Sementara bakal ranting yang tengah dalam persiapan adalah Cilamaya (Karawang), Purwakarta, Krawang dan Plered (Purwakarta). 


Pada perkembangan selanjutnya mungkin Muslimat Purwakarta Subang terus-menerus melebarkan sayapnya atau melakukan pembentukan ranting dan menerima anggota baru, tapi belum ditemukan kembali beritanya di tahun berikutnya.