Fragmen

Sejarah Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama

Jum, 24 Mei 2019 | 18:00 WIB

Sejak kapan bidang kesehatan menjadi perhatian Nahdlatul Ulama? Bagi sebagian orang, mungkin pertanyaan tersebut akan dijawab dengan mantap, yaitu belum lama. Paling juga belasan tahun yaitu sejak ada Lembaga Kesehatan NU. 

Namun, kenyataannya tidak demikian. Berdasarkan data tertulis yang ditemukan, beberapa cabang NU pada tahun 1930-an telah mendirikan semacam layanan kesehatan untuk masyarakat. Cabang-cabang NU tersebut adalah Serang, Jombang, dan Bandung. 

Dari tiga cabang tersebut, yang ditemukan datanya, NU serang terbilang paling tua yaitu tahun 1934. Mereka mendirikan layanan kesehatan dalam bentuk klinik. Bahkan mereka memiliki dua klinik. 

Namun sayangnya, layanan kesehatan tersebut hanya berlangsung dua tahun, berarti hingga tahun 1936, sebab dokter di dua klinik tersebut dialihtugaskan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Kabar tentang dua klinik itu dilaporkan Cabang NU Serang pada Muktamar NU sebelas yang berlangsung di Banjarmasin pada tahun 1933. Namun, sayang sekali karena dokter itu klinik dipindahtugaskan ke daerah Kalimantan, sehingga dua klinik itu berhenti. 

Dari laporan itu, sepertinya Cabang NU serang hanya menyediakan tempat untuk klinik, sementara dokter yang bertugas adalah orang pribumi yang bekerja di pemerintah Hindia Belanda yang berkedudukan di Serang. 

Singkatan dari Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama. Lembaga ini bertugas menjalankan kebijakan NU di bidang ke sehatan, seperti menangani rumah saklt dan balai kesehatan yang ada di ling kungan NU. 

Kesehatan NU dalam Bentuk Lembaga
Lembaga ini dibentuk sebagai hasil Muktamar NU di Donohudan (2004) yang memutuskan pembubaran Lembaga Sosial Mabarrot (LSM). LKNU dalam hal ini mengambil alih tugas penanganan masalah kesehatan. Sementara masalah sosial ditangani oleh Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU). Nama LKNU adalah hasil keputusan Muktamar NU ke32 di Makassar untuk mengganti nama Lembaga Pelayanan Kesehatan NU (LPKNU) yang ada sebelumnya. 

LKNU menjalankan sejumlah program yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat, seperti penanganan masalah tuberkolosis, malaria, dan HIV/ AIDS, serta mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pesantren. Klinik Avicenna yang berada di Gedung PBNU, Jakarta, secara Iangsung dikelola LKNU. Selain itu, lembaga ini mengoordinasikan berbagai rumah sakit milik NU yang ada di daerah agar bisa berkembang dengan baik. 

Sampai saat ini, ada dua orang yang menjabat sebagai Ketua LKNU, yaitu Dr. M. Syahrizal Syarif, M.P.H., Ph.D (20042010) dan Dr. dr. Imam Rasyidi, Sp.O.G. (k) On.K. (2010-sekarang). (Abdullah Alawi)