Fragmen

Tahun 1938 dan 1939, NU Galang Dana untuk Palestina dan Instruksikan Qunut Nazilah

Sel, 31 Oktober 2023 | 08:00 WIB

Tahun 1938 dan 1939, NU Galang Dana untuk Palestina dan Instruksikan Qunut Nazilah

Ilustrasi bendera Palestina dan gedung PBNU. (Foto: istimewa)

NU berdiri tidak hanya merespons persolan lokal dan regional, tapi internasional. Mesti diingat, NU lahir diawali dengan terbentuknya Komite Hijaz yang risih dengan perkembangan yang terjadi di Arab Saudi pada masa itu. Dan lihat pula lambangnya, yaitu bola dunia, yang menunjukkan NU tidak hanya bergerak untuk Nusantara, melainkan dunia. 


Di antara permasalahan internasional yang mendapat perhatian NU pada masa awal berdirinya terkait dengan nasib bangsa Palestina yang pada saat itu mulai dicaplok Israel. 


Pada muktamar ke-14 di Magelang (Jawa Tengah) pada 1939. Salah satu hasil keputusan muktamar tersebut adalah tiap cabang NU harus iuran untuk membantu Palestina. Keputusan NU tersebut diabadikan pada Sipatahoenan, koran berbahasa Sunda yang dimuat pada berita berjudul Nahdlatoel Oelama djeung Palestina (Nahdlatul Ulama dan Palestina) dengan lead Oengal tjabang diwadjibkeun oeroenan (setiap cabang NU wajib iuran). 


Berikut ini adalah teks berita koran yang diterbitkan perkumpulan Paguyuban Pasundan tersebut. 


“Koe perkoempoelan Nahdlatoel Oelama ajeuna geus dipoetoeskeun jen sakabeh tjabang ti Nahdlatoel Oelama ngamimitan boelan ieu, Juli, oengal boelan koedoe ngajakeun oeroenan, pereloena keur noeloengan kaoem moeslimin noe aja di Palestina noe dina waktos ajeuna keur meudjeuhna ngarandapan kasoesahan noe sakitoe poharana.”



Terjemahan bebas teks tersebut adalah “Perkumpulan Nahdlatul Ulama memutuskan mulai Juli 1939, seluruh cabang wajib iuran untuk membantu muslim Palestina yang saat ini mengalami kesusahan yang sangat.”    


Sayang sekali, belum ditemukan bagaimana proses PBNU melakukan konsolidasi dan memastikan cabang-cabang NU mengumpulkan iuran tersebut serta bagaimana cara mengirimkannya ke Palestina pada saat itu. 


Setahun sebelumnya, pada 1938, PBNU menginstruksikan cabang-cabang NU di seluruh Indonesia agar tanggal 27 Rajab sebagai Pekan Rajabiyah. Instruksi itu adalah menggabungkan perayaan lsra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan hari lahir NU, dengan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina merdeka.


PBNU menilai masalah Palestina bukan hanya urusan internal NU saja, tapi seluruh umat Islam Indonesia, bahkan dunia. Oleh karena itu, menurut KH Saifuddin Zuhri di buku Berangkat dari Pesantren, PBNU bergerak mengajak perkumpulan-perkumpulan Islam untuk membantu dalam segala bentuk, di antara melalui "Palestina Fonds" (Dana Palestina).


Untuk tujuan tersebut, pada tanggal 19 Ramadhan 1957 bertepatan dengan 12 November 1938, PBNU di bawah kepemimpinan KH Mahfudz Shiddiq mengedarkan seruan kepada PB al-Hidayah al-Islamiyah, PB Wartawan Muslimin Indonesia, PB al-Islam, PB Muhammadiyah, PB Musyawaratut Thalibin, PB al-Jam'iyyatul Washiliyah, PB al-lrsyad, PB ar-Rabithah al-AJawiyah, PB Perserikatan Ulama Indonesia, Lajnah Tanfidziyah PSII, Pucuk Pimpinan PSII Penyadar dan Dewan Pimpinan Majelis Islam a'la Indonesia. 


“Seruan tersebut adalah PBNU mengajak semua partai dan ormas Islam di seluruh Indonesia untuk mengambil sikap tegas atas apa yang dilakukan bangsa Yahudi, dan atas nama bangsa Indonesia, berdiri bahu membahu dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan agama dan kemerdekaan tanah air mereka dari cengkeraman kaum penjajah dan komplotan Zionisme,” tulis KH Saifuddin Zuhri. 


Kepada seluruh anggota NU dan umat Islam pada umumnya, PBNU menganjurkan agar pada tiap-tiap sembahyang fardhu dibaca Qunut Nazilah, dengan lafal yang telah diseragamkan dalam bentuk doa. 


KH Saifuddin Zuhri tidak mencantumkan doa tersebut dalam bahasa Arabnya, melainkan terjemahannya sebagai berikut: 


"Ya Allah, turunkan kutukan-Mu kepada musuh-musuh saudara kami bangsa Palestina yang tengah memperjuangkan kemerdekaan mereka. Kutuki pula orang-orang kafir yang membantu musuh-musuh kami, mereka yang menghalang-halangi agama kami, mereka yang menindas saudara saudara kami, mereka yang membunuh para pejuang Palestina dan mereka yang rnenghalang-halangi perjuangan kami, mereka yang berusaha untuk memadamkan cahaya agama kami, pecahkan persatuan mereka, goncangkan segala rencana dan kebulatan mereka, turunkanlah kepada mereka siksaan-Mu yang tidak mungkin bisa ditangkis oleh n1ereka, karena mereka terdiri dari orang-orang yang durhaka dan aniaya. Ya Allah, tolonglah kami dan para pejuang rakyat Palestina, lenyapkan penderitaan mereka, dan kuatkan perjuangan mereka. Semoga tetap sejahtera Nabi Muhammad tercinta, segenap keluarga dan handai tolannya."