Karena spiritnya yang menggelora itu Belanda sangat khawatir lagu ini membakar semangat juang bangsa ini. Lagi ini segera dilarang untuk dinyanyikan. Usulan para anggota volksraad untuk menjadikannya sebagai lagu kebangsaan ditampik sinis oleh Belanda.<>
Ketika Jepang menguasasi negeri ini lagu kebangsaan secara lambat-laun juga di larang, welaupun lagu itu dilarang tetapi masyarakat terus berusaha menyanyikan. Seperti yang terjadi di Pesantren Tebuireng Jombang, setiap pagi para santri Kiai Hasyim Asy’ari menyanyikan lagu itu, ketika lembaga lain sudah berhenti menyanyikannya, karena ditekan dan dianggap subversi oleh tentara penjajah.
Melihat kenyataan ini Bung Karno yang berusaha keras untuk kemerdekaan Indonesia dating ke Jepang pada 1943 menemui Kaisar dan Perdana Menteri agar bangsa Indonesia diberi kebebasan menayanyikan lagu Indonesia Raya. Baru tahun 1944 lagu itu secara terbatas boleh dinyanyikan lagi.
Pantas saja lagu itu sanagat heroik dengan semangat jihad yang berkobar melawan penjajah, karena penggubahnya yakni Wage Rudolf Supratman adalah seorang Muslim pejuang sangat sangat taat beragama. Nama Rudolf di depan namanya bukanlah nama baptis, melainkan nama pemberian kakaknya, agar lebih gaul saat itu. Semantara dirinya tetap seorang aktivis pergerakan yang shaleh dan bersahaja.
Seluruh perasaan dan semangat juangnya itu dituangkan dalam lagu yang dugubahnya, sehingga heroic, dinamis, dan mampu menggetarkan hati siapapun yang menyanyikan dan mendengarkannya. Karena itu bisa dipahami kalau kalangan pesantren dan aktivis pergerakan turut gigih menggemakan lagi itu walaupun ada dalam tekanan kolonial. Lagu itu pula yang turut mendorong semangat juang bangsa ini melawan penjajahan. (mdz)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua