Humor

Coblos Sepenuh Hati, Bukan Sepenuh Jiwa

Rab, 9 Desember 2020 | 06:30 WIB

Coblos Sepenuh Hati, Bukan Sepenuh Jiwa

Ilustrasi humor. (NU Online)

Pagi itu, Parmin bersiap-siap berangkat ke TPS untuk menyalurkan suaranya dan menjadi bagian dari pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di daerahnya. Ia sudah yakin dengan pilihannya dan optimis jagonya bakal memenangi kontestasi tersebut.


"Mau berangkat nyoblos ya, Min? Bareng yuk," sapa Samidi sahabat karibnya yang juga mau berangkat ke TPS yang sama.


"Iya, Di," jawab Parmin sambil menghentikan langkahnya menunggu Samidi.


Mereka pun berangkat bersama-sama sambil bercakap-cakap tentang kelebihan dan kekurangan calon yang maju pada Pilkada kali ini. Namun nampaknya Parmin tidak setuju dengan pendapat Samidi yang menjelaskan kekurangan calon yang akan dipilihnya.


Perdebatan pun terjadi sepanjang jalan, sampai mereka tak sadar sudah sampai ke lokasi pemungutan suara. 


Sebelum masuk Samidi berpesan pada Parmin. "Kalau nyoblos harus sepenuh hati. Jangan sepenuh jiwa, Min," kata Samidi pada Parmin.


"Lho. Kok nggak boleh sepenuh jiwa?" tanya balik Parmin.


"Kalau nanti pilihannya kalah, biar cukup sakit hati saja, nggak sakit jiwa," kata Samidi sambil ngloyor ke tenda TPS. (Muhammad Faizin)