Humor HUMOR ABU NAWAS

Ketika Ayah Abu Nawas Wafat

Sen, 28 September 2020 | 06:31 WIB

Ketika Ayah Abu Nawas Wafat

Ilustrasi Abu Nawas. (NU Online)

Syekh Maulana merupakan penghulu kerajaan. Ia adalah ayah dari Abu Nawas yang setia mengabdi kepada Baginda Raja Harun Ar-Rasyid.


Namun, hidup Syekh Maulana diprediksi tidak lama lagi karena sudah sepuh dan sering saki-sakitan. Karena kondisinya itu, Syekh Maulana meninggal dunia.


Seketika itu, Abu Nawas dipanggil oleh Baginda Raja ke istana. Ia diperintah Raja untuk mengubur jenazah bapaknya itu sebagaimana adat Syekh Maulana.


Masyarakat kala itu melihat bahwa apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tak ada bedanya dengan ayahnya Qadi Maulana, baik mengenai tata cara memandikan jenazah, mengafani, menshalati, dan mendoakannya.


Berangkat dari situasi tersebut, Baginda Raja bermaksud mengangkat Abu Nawas menjadi qadi atau penghulu menggantikan jabatan ayahnya.


Abu Nawas mengetahui rencana sang raja. Ia sama sekali tidak menginginkan jabatan tersebut karena tidak mau terlalu terikat dengan kerajaan. Jabatan tersebut akan mengurangi interaksinya dengan rakyat jelata setiap hari.


Abu Nawas menolak jabatan tersebut. Karena tidak ingin lancang dengan menolak Baginda Raja, Abu Nawas tiba-tiba berubah seolah menjadi orang gila.


Setelah upacara pemakaman bapaknya, Abu Nawas mengambil sepotong batang pisang dan diperlakukannya seperti kuda.


Abu Nawas menunggang kuda dari batang pohon pisang itu sambil berlari-lari dari kuburan bapaknya menuju rumahnya. Semua orang heran. Abu Nawas disangka sudah hilang kewarasan.


Pada keesokan harinya, Abu Nawas mengajak anak-anak kecil dalam jumlah yang cukup banyak untuk pergi ke makam bapaknya. Di atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana dan bersuka cita.


Semua orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas itu. Mereka menganggap Abu Nawas sudah menjadi orang gila karena ditinggal mati oleh bapaknya. (Fathoni)