Internasional

Akhiri Embargo, Sejumlah Negara Arab Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

Rab, 6 Januari 2021 | 08:00 WIB

Akhiri Embargo, Sejumlah Negara Arab Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengatakan, sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir telah memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Qatar pada Selasa, (5/1). (Ilustrasi: Aljazeera)

Al-Ula, NU Online
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, mengatakan, sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir telah memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Qatar pada Selasa, (5/1). Langkah ini menandai berakhirnya perselisihan dan embargo antara negara-negara Arab tersebut dengan Qatar selama 3,5 tahun terakhir. 


“Apa yang terjadi hari ini adalah…membalik halaman pada semua titik perbedaan dan pengembalian penuh hubungan diplomatik,” kata Pangeran Faisal saat konferensi pers di akhir KTT ke-41 Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Al-Ula, Arab Saudi, Selasa (5/1), diberitakan Arab News. 


Para pemimpin dari negara-negara GCC (Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Oman, dan Kuwait) menandatangani dua dokumen, yaitu Deklarasi Al-Ula dan Final Communique. Kata Pangeran Faisal, Deklarasi Al-Ula menekankan pada perlunya memerangi kekuatan yang mengancam keamanan negara-negara Teluk. Sementara Final Communique menyerukan penguatan kerja sama dalam memerangi teroris, dan penekanan pada persatuan negara-negara GCC. 


Sekretaris Jenderal GCC, Nayef al-Hajraf, mengatakan, negara-negara Teluk biasanya menghadapi tantangan dengan kekuatan dan tekad. Menurutnya, Deklarasi Al-Ula menekankan pada tujuan-tujuan GCC dan menguatkan hubungan antara negara-negara anggota. 


Mesir juga ikut menandatangani Deklarasi Al-Ula. Al-Hajraf menambahkan, penandatangan Mesir dalam deklarasi tersebut memperkuat hubungan Kairo dengan negara-negara GCC. 


Sebelum pengumuman pulihnya hubungan sejumlah negara-negara Arab tersebut dengan Qatar, Menteri Luar Negeri Kuwait, Ahmad Nasser al-Sabah, pada Senin (4/1) malam mengumumkan bahwa  Arab Saudi membuka kembali perbatasan darat, laut, dan udara dimediasi oleh Kuwait, dengan dorongan Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. 


Pada 2017 lalu, sejumlah negara Teluk seperti Arab Saudi, UEA, dan Bahrain mengembargo Qatar dengan tuduhan Qatar mendukung terorisme di sejumlah wilayah seperti Gaza, Libya, dan tempat lainnya. Qatar menyangkal tuduhan itu. Blokade ini sangat merugikan perekonimian Qatar dan negara-negara Teluk. Namun di sisi lain, embargo tersebut mendekatkan Qatar dengan ‘musuh’ Arab Saudi, yaitu Iran dan Turki.


Butuh kesabaran dan diplomasi yang rumit untuk mencabut embargo negara-negara Teluk terhadap Qatar, terutama oleh Kuwait sebagai pemimpin mediator. Namun dengan tekanan dan dorongan dari Trump, terobosan diplomatik terebut berhasil dicapai. 


Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyambut baik pemulihan kembali hubungan diplomatik antar negara-negara Teluk dengan Qatar. “Kami berharap negara-negara Teluk akan terus mendamaikan perbedaan mereka. Memulihkan hubungan diplomatik penuh sangat penting bagi semua pihak di kawasan ini untuk bersatu melawan ancaman bersama," kata Pompeo.


Sementara Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, di akun Twitternya, mengucapkan selamat kepada Qatar atas kesuksesan perlawanannya yang berani terhadap tekanan dan pemerasan. Kepada para pemimpin Arab lainnya, Zarif mengatakan bahwa Iran bukan lah musuh atau ancaman, terutama dengan pendukung sembrono yang akan lengser—merujuk sosok Trump.


“Saatnya menerima tawaran kami untuk wilayah yang kuat,” kata Zarif. 


Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad