Internasional

Berkah Ramadhan, Penjualan Tempe di Jepang Melonjak

Kam, 6 April 2023 | 10:00 WIB

Berkah Ramadhan, Penjualan Tempe di Jepang Melonjak

Produk tempe di Jepang. Selain WNI di Jepang, warga Jepang asli juga menikmati makanan khas Indonesia ini. (Foto: Dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Selama bulan Ramadhan konsumsi tempe di beberapa daerah di Jepang mengalami peningkatan. Layaknya mengobati rasa rindu, tempe di Jepang menjadi makanan favorit yang cukup langka didapatkan.


Pengusaha tempe di daerah Kawasaki Jepang, Yulia menuturkan, banyak orang-orang Indonesia yang membeli tempe darinya. Tidak hanya orang-orang Indonesia saja, banyak juga orang-orang Jepang yang menggemari tempe dan sering membeli kepadanya.


“Beberapa kali saya mendapatkan pesanan dari orang Jepang yang sekaligus ambil banyak untuk dijual lagi dalam bentuk makanan siap saji seperti mendoan, salat sayur, dan lain sebagainya,” papar Yulia kepada NU Online, Kamis (6/4/2023).


Sejak menjualnya di tahun 2017 yang lalu, menurut Yulia, tempe menjadi salah satu makanan yang diminati di Jepang, terlebih bagi vegetarian yang menghindari makanan berbahan dasar ikan atau pun daging-dagingan.


“Saat ini kami juga menyuplai tempe ke toko halal India. Kami memilih bahan dasar dari kedelai yang diimpor dari Kanada yang non-GMO (organisme yang material genetiknya telah dimodifikasi menggunakan metode rekayasa genetika). Karena memang beberapa orang lebih memilih yang non-GMO,” jelasnya.


Pengurus Muslimat NU Jepang itu mengaku, ide pembuatannya muncul karena kebiasaannya yang tidak dapat lepas dari tempe. Sementara untuk mendapatkan tempe di Jepang waktu itu masih susah, kalau pun ada biasanya yang sudah dibekukan.


Senada dengan hal tersebut, penjual tempe lainnya di Jepang, Helen menjelaskan penjualan tempenya di bulan Ramadhan sedikit meningkat karena orang-orang menjadi lebih sering membeli untuk persediaan di kulkas.


“Untuk satu bulan kita bisa menghabiskan tempe sebanyak 400 hingga 500 keping yang berukuran 250 gram. Pemasarannya kami hanya berfokus di toko saja, dan pembelinya kebanyakan anak-anak sekitar Ibaraki,” tuturnya.


Ia juga mengaku memiliki usaha rumah makan yang juga menyediakan menu berbahan dasar tempe seperti tempe mendoan dan orek frozen, selain itu juga ada menu-menu lain khas Indonesia yang banyak dirindukan oleh teman-teman.


Menurut Helen, tempe yang diproduksinya selalu bari karena pembuatannya melalui proses yang sangat lama dan membutuhkan waktu dua hari. Tempe yang dijualnya menggunakan kedelai pilihan yang didapatkan langsung dari petani Jepang.


Kontributor: Afina Izzati

Editor: Fathoni Ahmad