Internasional

Bersolidaritas ke Yaman, Penyiar TV Palestina Dilarang Tampil di TV Saudi

Sel, 14 Januari 2020 | 15:30 WIB

Bersolidaritas ke Yaman, Penyiar TV Palestina Dilarang Tampil di TV Saudi

Otoritas Arab Saudi melarang seorang penyiar televisi asal Palestina, Razan Malash, untuk tampil di televisi Kerajaan karena kicauannya yang keras terhadap Kerajaan. (Foto: Twitter @RazanMalash)

Riyadh, NU Online
Otoritas Arab Saudi melarang seorang penyiar televisi asal Palestina, Razan Malash, untuk tampil di televisi Kerajaan. Pasalnya, Malash ketahuan bersolidaritas kepada Yaman dan mengecam operasi Saudi di negara tersebut.

Direktur Jenderal untuk jaringan olahraga Saudi, KSA Sports, hanem al-Qahtani, mengumumkan bahwa Saudi telah menonaktifkan Malash dari pekerjaannya sebagai penyiar di saluran televisi khusus olahraga Saudi. Langkah tersebut didasarkan pada kicauan Malash di Twitter yang dianggap kasar terhadap Kerajaan. Demikian dilaporkan Press TV, Senin (13/1).

Qahtani menjelaskan, Malash yang menetap di Spanyol tidak bekerja secara langsung dengan jaringan olahraga Saudi, namun melalui sebuah perusahaan yang dikontrak oleh mereka.

Komentar Malash di Twitter yang dianggap keras terhadap Kerajaan misalnya berbunyi “Para petempur Saudi hanya menyerang Yaman, bukan Israel.” Di samping itu, Malash juga menuduh bahwa Saudi adalah pihak yang bertanggung jawab atas bangkitnya ISIS di Timur Tengah.

Perang Yaman yang terjadi sejak 2015 menyebabkan ratusan ribu meninggal, membuat jutaan lainnya terusir dari rumahnya, dan menghancurkan banyak infrastruktur. Hal itu membuat Yaman mengalami krisis kemanusiaan paling parah di dunia dalam lima tahun terakhir ini.

Merujuk laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 22,2 juta warga Yaman yang hidupnya bergantung pada bantuan dan 8,4 juta dari 29 juta warga Yaman berjuang untuk mendapatkan makanan di hari-hari berikutnya.

Perang Yaman juga menghancurkan ratusan sekolah. Menurut laporan UNESCO, ada sekitar 2.500 sekolah yang rusak dan hancur semenjak perang saudara di Yaman meletus. Akibatnya, sedikitnya dua juta anak Yaman putus sekolah.

Perang Yaman dinilai sebagai perang proxy antara dua kekuatan besar di Timur Tengah, yaitu Arab Saudi dan Iran. Sebagaimana diketahui, perang Yaman adalah perang antara pemerintah Yaman—yang didukung beberapa negara Timur Tengah pimpinan Arab Saudi—dengan kelompok Houthi yang didukung Iran.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad