Internasional

Di Perth Australia, Jemaah Shalat Idul Fitri Membawa Makanan untuk Non-Muslim

Sen, 25 Mei 2020 | 03:00 WIB

Di Perth Australia, Jemaah  Shalat Idul Fitri Membawa Makanan untuk Non-Muslim

Pemandangan pelaksanaan shalat Idul Fitri di wilayah Bentley, Perth. (Foto: NU Online/Ridwan)

Perth, NU Online
Kabar baik terkait pandemi Covid-19 datang dari Perth, Western Australia. Di kota yang terletak di Australia barat ini,  Covid-19 semakin tak berdaya menghadapi kegigihan perlawanan pemerintah dan masyarakat setempat.

Atas kondisi yang semakin  membaik tersebut, sejak 20 Mei 2020, pemerintah lokal Western Australia telah melonggarakan pembatasan sosial dengan membolehkan 20 orang berkumpul di area publik. Ini menyusul sudah tidak adanya korban Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di wilayah Perth.

Menurut Koordinator Bidang Kajian dan Dakwah PCINU Western Australia, Ridwan al-Makassary, seminggu sebelum berakhirnya puasa Ramadhan tahun ini, Panitia Bersama Ramadhan di kota Perth telah membentuk kepanitiaan untuk pelaksanaan shalat Idul Fitri dalam klaster-klaster kecil dengan target jemaah berjumlah 20 orang, berikut imam dan khatibnya.

Kepanitiaan tersebut di antaranya diisi oleh Pengurus Nahdhatul Ulama wilayah Western Australia (Dody Adibrata dan Anshory), KJRI Perth, Nanda Avalist, dan perwakilan ormas Islam lainya di Perth. Dikatakan Ridwan, setidaknya ada sekitar 45 klaster (lokasi) shalat Idul Fitri 1441 H untuk tanggal 24 Mei 2020, termasuk  Community Centre yang disewa buat kepentingan serupa.

“Beberapa Community Centre yang disewa bahkan terdapat dua atau tiga shift untuk bisa menampung antusias jemaah.  Sebagian kecil Muslim juga ada yang melaksanakan shalat Idul Fitri tanggal  25 Mei 2020,” ungkapnya.
 
Ridwan menambahkan, sejak pagi Muslim Perth susah mendatangi lokasi shalat Idul Fitri dengan  membawa makanan untuk dibagikan dalam silaturahmi setelah pelaksanaan shalat.  Bahkan di beberapa tempat, panitia mengundang non-Muslim untuk ikut bersuka cita menikmati makanan dan kue lebaran bersama-sama. Meskipun demikian, panitia tetap konsisten mematuhi peraturan pemerintah setempat untuk tidak melebihi 20 jemaah dalam satu klaster dan tetap menjaga jarak.

“Ada antusiasme yang luar biasa dari warga Muslim, termasuk mahasiswa Indonesia dan permanent residence dari Indonesia yang ingin melaksanakan shalat Idul Fitri dan bersilaturahmi dengan warga Indonesia lain di lingkungan yang sama,” jelas Ridwan yang bersama mahasiswa Indonesia melaksanakan  shalat Idul Fitri di wilayah Bentley.

Sementara itu, seorang non-Muslim, Ibu Lianah bersama putrinya yang sedang kuliah di Curtin Uni, ikut menikmati makanan Idul Fitri  bersama warga Muslim di sebuah klaster, mengucapkan terima kasih telah diundang dan berbaur bersama Muslim dalam acara yang sangat istimewa, yaitu merayakan Idul Fitri.

“Terima kasih sekali buat saudara-saudara Muslim,” katanya singkat.

Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi